Cegah Klaster di Pesantren, Santri Perlu Rapid Test

Cegah Klaster di Pesantren, Santri Perlu Rapid Test
DIGELANDANG: Tujuh pelaku penjual surat bebas Covid-19 telah diamankan aparat Polres Jembrana dan Polda Bali. Modusnya, para pelaku memanfaatkan SE 4 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk warga yang boleh bepergian ke luar daerah dengan persyaratan dan kriteria tertentu. ---FOTO: RADAR BALI
0 Komentar

KUNINGAN – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendesak pemerintah daerah untuk melakukan rapid test masal khususnya di kalangan pondok pesantren. Hal ini perlu dilakukan setelah adanya temuan klaster penularan Covid-19 di salah satu Ponpes Jawa Timur. Apalagi santri yang belajar di berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kuningan berasal dari berbagai daerah. Sehingga rapid test masal bisa menjadi solusi untuk mencegah penyebaran Covid-18.
“Santri ini kan datangnya dari mana-mana, bisa dari Kuningan maupun luar daerah. Saya mohon kepada pemerintah daerah untuk bisa hadir di tengah pondok pesantren. Kemudian melakukan ikhtiar-ikhtiar dalam rangka mencegah klaster baru seperti yang terjadi di Jawa Timur. Kami mengusulkan supaya dilakukan rapid test masal di pondok pesantren,” saran Ketua DPC PKB Kabupaten Kuningan H Ujang Kosasih, Selasa (14/7).
Ujang yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kuningan itu mengaku telah melakukan roadshow ke setiap pondok pesantren sembari menyalurkan sembako. Pada umumnya, ponpes belum siap menghadapi proses belajar mengajar dengan protokol kesehatan Covid-19.
“Banyak pesantren yang belum punya masker. Banyak pesantren yang belum punya tempat cuci tangan. Banyak pesantren yang masih bingung pada saat santri tidur harus bagaimana. Karena memang ruangan di pesantren itu terbatas. Ini sudah saya sampaikan agar pemerintah turun tangan hadir di sana,” papar pria yang disebut-sebut akan maju di pilbup mendatang tersebut.
Dia menyatakan, minimal hal yang dapat dilakukan yakni memberikan masker gratis maupun penyediaan fasilitas cuci tangan. Bahkan jika perlu, memfasilitasi pesantren untuk menambah ruangan bagi santri dalam rangka menjaga jarak. “Saya khawatir seperti yang terjadi di Ponpes Gontor Jawa Timur. Sejak awal yang saya khawatirkan itu, karena santri itu kalau tidurnya dempet-dempetan, makan bareng, mandi kadang juga bareng-bareng karena sesama santri laki-laki. Kalau kemudian itu belum terpantau dengan baik apakah positif atau tidak, ini akan membahayakan semua pesantren,” ujar dia.
Belum lama ini, dirinya sempat menyampaikan kembali kepada pemerintah daerah, agar dilakukan rapid test kepada seluruh santri di Kabupaten Kuningan. “Sehingga adanya rapid test ini, bisa melihat apakah ada indikasi reaktif Covid-19 atau tidak di lingkungan pesantren. Kemudian hasilnya menjadi pertimbangan bagi tim medis, apakah santri itu diperbolehkan tetap di pesantren atau mungkin perlu penanganan medis,” terangnya.

0 Komentar