Mengapa Berdusta Termasuk Salah Satu Amalan Yang Merusak Pahala Puasa

Pahala puasa hilang karena kebangkuratan ibadah
WAJIB TAHU: Jangan sampai pahala puasa, shalat dan zakat menjadi ibadah yang bangkrut.
0 Komentar

Dalam hadist dijelaskan bahwa dari abu Wail dari Abdullah, Rasulullah bersabda;
“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiring kepada kebaikan, dan kebaikan akan menggiring kepada surga. Dan sungguh, jika seseorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan
ditulis sebagai orang yang jujur.”

Berdusta merupakan induk dari berbagai macam perkara yang buruk, karena dusta atau
bohong akan melahirkan keduastaan yang baru, hal ini sangat dibenci Allah ta’ala, bahkan
tergolong kedalam golongan orang yang munafik.

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma’mar] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Aisyah] ia berkata; Tidak ada akhlak yang paling dibenci Allah melebihi sifat dusta. (HR At-Tirmidzi)

Baca Juga:Kapan Waktu Berhenti Makan Sahur, Saat Terdengar Imsak atau Adzan Subuh?Penting Untuk Dipahami.Saat Puasa Ramadhan, Mana Yang Harus Didahulukan Berbuka atau Sholat Magrib

Dalam Alquran dijelaskan bahwa ancaman bagi pendusta atau golongan orang
yang munafik adalah neraka Qur’an Surat Annisa ayat 145
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِینَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلأَْسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَھُمْ نَصِیرًا
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Berdusta atau berkata bohong merupakan dosa besar dalam Islam, suatu perkara dikatakan
dosa besar karena ada ancamannya yaitu neraka.

Dinukil dari perkataan  al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dari perkataan Ibnu Baththal rahimahullah , “Apabila seseorang mengulang-ulang kedustaannya hingga berhak mendapat julukan berat sebagai pendusta, maka ia tidak lagi mendapat predikat sebagai mu’min yang sempurna, bahkan termasuk berpredikat sebagai orang yang bersifat munafik.

Oleh karenanya amat penting menjauhi
sikap suka berdusta selama menjalankan ibadah puasa ramadhan, karena dapat merusak
pahala puasa.

Bulan Ramadhan merupakan bulan pelatihan, dan pembinaan diri. Karena dibulan ini setiap muslim dituntut untuk lebih meningkatkan ketaan dan menjauhi segala larangan yang Allah Ta’ala perintahkan.

0 Komentar