Ekonomi Amerika Buruk, Kurs Rupiah Menguat di Posisi Rp15.575 per USD

Kurs-rupiah-menguat-di-posisi-Rp-15575
Kurs rupiah menguat di posisi Rp15.575 per USD. Foto: Antara/RadarCirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Kurs rupiah menguat di posisi Rp15.575 per USD hari ini, Senin 6 Januari 2023.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat 58 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp15.575 per USD.

Penguatan mata uang Garuda terjadi seiring data ekonomi Amerika Serikat yang tidak sebaik perkiraan.

Baca Juga:Psy War, Shin Tae Yong: Kualitas Timnas Indonesia Sekarang Sudah Setara Timnas VietnamKualitas Rumput My Dinh Jadi Sorotan, Mark Klock: Stadion Ini Mirip dengan Stadion Tingkat Liga Kelas Bawah

Rupiah hari ini naik dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.633 per USD.

“Rupiah menguat terhadap USD hari ini karena data-data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat kemarin tidak sebaik yang diperkirakan pasar,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (9/1) dikutip dari Antara.

Data pertumbuhan upah per jam Desember (average hourly earnings) yang merupakan salah satu indikator inflasi menunjukkan pertumbuhan 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan ekspektasi dan juga bulan sebelumnya 0,4 persen.

Data survei aktivitas sektor jasa Desember 2022 juga terlihat mengalami kontraksi atau penurunan.

The Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI non manufaktur AS turun menjadi 49,6 pada bulan lalu dari 56,5 pada November.

Itu adalah pertama kalinya sejak Mei 2020 PMI jasa turun di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kontraksi di sektor yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS.

“Data ekonomi yang tidak terlalu bagus ini bisa memaksa bank sentral AS untuk memperlambat kenaikan suku bunga acuannya dan ini mendorong pelemahan dolar AS,” ujar Ariston.

Baca Juga:Perkiraan Cuaca Cirebon dan Sekitarnya, Senin 9 Januari 2023Indonesia vs Vietnam, Bisa Jadi Laga Terakhir Park Hang Seo

Departemen Perdagangan juga mengatakan pada Jumat (6/1) bahwa pesanan pabrik jatuh 1,8 persen pada November, setelah naik 0,4 persen pada Oktober.

Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic dikutip dari Antara mengatakan pada akhir pekan lalu data ekonomi tersebut adalah tanda lain bahwa ekonomi secara bertahap melambat.

Jika hal itu terus berlanjut, The Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga menjadi hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin juga mengatakan langkah bank sentral AS untuk menurunkan kenaikan suku bunga akan membantu membatasi kerusakan ekonomi.

0 Komentar