Hanya Untungkan Elite Politik, Akademisi Soroti Wacana Pemilu Coblos Gambar Partai  

Sudibyo Budi Utomo, yang juga Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Wiyata Indonusa (Yawina) STIE Majalengka itu menyebutkan penggunaan proporsional tertutup dinilai hanya menguntungkan elite politik
SIKAP AKADEMISI: Sudibyo Budi Utomo, yang juga Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Wiyata Indonusa (Yawina) STIE Majalengka itu menyebutkan penggunaan proporsional tertutup dinilai hanya menguntungkan elite politik/ONO CAHYONO/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Wacana pelaksanaan Pemilu 2024 kembali menggunakan proporsional tertutup atau coblos dengan hanya gambar partainya saja disikapi akademisi Kabupaten Majalengka, Sudibyo Budi Utomo.

Pria yang juga Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Wiyata Indonusa (Yawina) STIE Majalengka itu menyebutkan penggunaan proporsional tertutup dinilai hanya menguntungkan elite politik.

Secara umum elite politik adalah orang tertentu yang berkuasa dan mengemban tugas dengan kedudukan tinggi dalam masyarakat.

Baca Juga:Jamaah Haji Lunas Tunda 2020 di Majalengka Pertanyakan Dana Tambahan Senilai Rp9,4 jutaDengan Tol Cisumdawu Makin Gampang Beli Tahu Sumedang Asli, Inilah 9 Tahu Sumedang yang Terkenal, Lengkap dengan Lokasi dan Alamatnya

Jika sistem coblos gambar partai diterapkan di Pemilu 2024, maka fenomena money politics diprediksi akan terjadi di kalangan elite.

“Sebab dengan sistem pemilu proporsional tertutup pemilih tidak akan menjadi penentu calon anggota legislatif (caleg),” jelasnya, kemarin.

Meski begitu, Sudibyo menegaskan dengan penerapan sistem apapun, “perangkap” politik uang harus dihindari. Sebab, jika terjebak alat politik tersebut, rakyat tidak akan mendapatkan pemimpin yang berkualitas.

“Masyarakat tidak menunggu money politics, atau serangan fajar. Karena apa? Yang dibeli partainya,” ujarnya.

Menurut dia, sistem apapun sejatinya bisa diterapkan di dunia perpolitikan Indonesia. Hanya saja moralitas pelakunya harus baik.

“Sistem apapun bisa diterapkan, kalau moralitas pelakunya baik. Kita ini kan enggak bisa. Itu kalau masyarakat Indonesia sudah sadar tentang demokrasi dan sudah tidak tertarik lagi dengan money politik. Akan dapat orang yang pas,” paparnya.

Sudibyo juga menyikapi usulan sistem pemilu proporsional tersebut dianggap telah mencederai demokrasi di tanah air. Ia berharap para elite politik lebih mengedepankan kepentingan rakyat dibanding kepentingan kelompok.

Baca Juga:Alun-alun Desa Lengkong Kulon Kabupaten Majalengka Seperti Kolam93 Rumah di Leuweunghapit Kabupaten Majalengka Terdampak Banjir  

“Karena kita tidak tahu orangnya, tahunya partainya. Memang partai mestinya juga bertanggung jawab kalau tertutup. Kalau dia bisa bertanggung jawab memberikan caleg-caleg yang benar-benar bermoral bagus. Kita menyelamatkan bangsa atau mau menyelamatkan elite,” tambahnya.

Disamping itu, Sudibyo juga meyakini sistem pemilu proporsional tertutup ini akan menurunkan angka partisipasi pemilih. Dengan demikian, ia berharap usulan tersebut harus dipertimbangkan secara matang.

0 Komentar