Imbas Pandemi Covid-19 dan Kekeringan, Bagaimana Stok Pangan Daerah?

kekeringan-kemarau-ketahanan-pangan
Lahan pertanian di Cangkring, Kabupaten Cirebon. Foto: Ilmi Yanfaunas/Radar Cirebon
0 Komentar

“Saat ini sudah sebagian  panen. Masih ada sekitar 37 ribu hektar lagi yang belum panen. Tapi kita optimis surplus,” pungkasnya.
KEKERINGAN BUKAN ANCAMAN
Di tempat berbeda, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Ir  Iman  Firmansyah  MM menyatakan, saat ini lahan pertanian di Majalengka masih aman dari ancaman kekeringan.
Kadis Iman membeberkan, luas lahan pertanian di Kabupaten Majalengka sesuai dana BPS  mencapai  50, 045 ribu hektar. Terdiri dari lahan tadah hujan dan saluran  irigasi. Biasanya, lahan pertanian yang rawan kekeringan di wilayah Majalengka Utara (Jatitujuh, Kertajati dan Ligung dan sekitarnya). Sedangkan wilayah tengah dan selatan relatif aman dari ancaman kekeringan
Ditegaskan Iman, meskipun wilayah utara terjadi kekeringan, sektor pertanian cukup aman karena di Kabupaten Majalengka telah dilakukan  ubinan dan  aman ubinan tandur.
“Terjadinya kekeringan akan tetap aman bila para petani mengikuti kalender tanam. Jangan memaksakan menanam padi saat susah air,” tandas Iman.
Dia mengklaim stok pangan di Kabupaten Majalengka saat ini aman. Terkait adanya pandemi covid-19  bagi para  petani, tidak terlalu berpengaruh karena tetap melaksanakan kegiatan pertanian secara normal.
Diakuinya, untuk mengubah prilaku para petani agar  tidak menanam padi saat susah air, cukup susah. “Prinsip sebagian petani itu ada yang memilih lebih baik gagal panen yang penting bisa menanam padi,” ujarnya.
Iman mengingatkan kepada para petani bila ingin menghasilkan produksi pertanian yang maksimal, maka hendaknya mengikuti anjuran dari penyuluh pertanian untuk megikuti kalender tanam yang telah dijadwalkan.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia HKTI Kabupaten Majalengka, Ir Kusnadi mengatakan, sampai saat ini belum ada dampak terjadinya kekeringan  lahan pertanian di Kabupaten Majalenga. “Biasanya Agustus-September itu sudah mulai tidak ada hujan  yang bisa dipastikan mengakibatkan ancaman kekeringan  untuk sektor pertanian,” katanya.
Dari pantauan Radar, para petani di Blok Gempungan RW 03 Kelurahan Majalengka Kulon, sebagian sudah ada yang tandur dan proses pembersihan rumput. Sebagian juga masih ada yang baru tanam.
Seorang petani asal Kelurahan Majalengka Kulon, Budiman mengakui kalau sumber air untuk pertanian di wilayahnya masih cukup baik. Sehingga, meski musim kemarau para petani memilih menanam padi daripada palawija.

0 Komentar