Karena Faktor Ekonomi, Tiga Pegulat Jawa Barat Pindah ke Papua

0 Komentar

BANDUNG – Tiga pegulat terbaik Jawa Barat memilih hijrah ke Papua. Mereka dipastikan bakal membela kontingen tuan rumah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX mendatang. Para pegulat tersebut telah resmi bergabung dengan pemusatan latihan daerah (pelatda) kontingen Papua sejak awal 2019 lalu.
Prestasi Jawa Barat sebagai juara umum pada PON XIX/2016 memang membuat persaingan ketat dalam pembentukan Tim Pelatda PON. Akibatnya, banyak atlet tersingkir walaupun sesungguhnya mereka masih berpotensi berlaga di PON.
Heri Fadli, salah satu pegulat terbaik Jawa Barat peraih emas PON XIX/2016 pada kelas 74 kg gaya bebas putra. Pada PON XX, dia lebih memilih memperkuat tim tuan rumah. “Tadinya saya tidak ingin turun lagi di PON. Tapi karena ada tawaran dari tim tuan rumah, ya mau gimana lagi? Jadi saya terima tawaran tersebut,” jelas Fadli kemarin.
Faktor kebutuhan ekonomi sangat memengaruhi sikap kepindahan Fadli karena sebagai atlet, mutasi adalah pekerjaan musiman. Apalagi, gulat jarang sekali ada pertandingan. Adapun kejuaraan nasional hadiahnya kecil, tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menghidupkan ekonomi keluarga. “Ditunjang dengan kesempatan yang ada untuk pindah ke Papua,” kata dia.
Fadli bukan satu-satunya pegulat Jawa Barat yang memilih hengkang ke Papua. Masih ada dua pegulat lainnya. Yakni, Reyna Fadli, adik kandung Heri Fadli dan Neni Nuraeni, salah satu pegulat putri terbaik Jawa Barat.
“Tadinya nggak ada niat buat pindah, tapi karena ada tawaran, jadi ya tidak menolak untuk main di PON membela Papua,” kata Neni.
Terkait dengan perpindahan atlet, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PGSI Jawa Barat Bambang Erawan merasa tidak ada pengaruh untuk pencapaian target di PON nanti. Dia yakin tim gulat akan mampu mempertahankan Jabar Kahiji.
“Kalau untuk pencapaian target dengan pindahnya atlet, tidak berpengaruh. Yang penting bagaimana atlet Jawa Barat harus latihan sesuai dengan program. Banyak atlet yang pindah akan malu dan akan mengakibatkan beban mental karena oleh daerah asalnya selalu ditargetkan. Maka, mental atlet itu akan menurun. Terlebih lagi untuk tiga atlet itu, masalah surat perpindahannya juga belum jelas,” jelas Bambang.

0 Komentar