Koordinasi RUNK Dinilai Belum Berjalan

0 Komentar

 
SUMBER-Kecelakaan kendaraan sering kali terjadi. Silih berganti. Melibatkan berbagai jenis kendaraan besar. Padahal, rencana umum nasional keselamatan (RUNK) sudah mengamanahkan tentang manajemen jalan yang berkeselamatan, kendaraan dan manusia yang berkeselamatan.
Pun pra dan pasca penanganan kecelakaan. Semua stakeholder memiliki tugas sesuai dengan tupoksinya. Sayangnya, tidak berhasil. Semua berjalan sendiri tanpa jalinan koordinasi RUNK. Hanya slogan. Yang akhirnya semua saling menyalahkan penanggungjawab jalan.
Ketua  Himpunan Profesi Pengemudi Indonesia, Eddy Suzendi Ama PKB SH mengatakan, banyaknya kejadian kecelakaan itu karena jalinan koordinasi yang lemah. Harusnya secara bersama-sama memikirkan apa jalan keluar untuk mengatasi road safety.
“RUNK kita itu ada lima pilar. Kelimanya harus secara komprehensif dibahas bersama. Lima pilar manajemen itu di dalamnya ada Bapenas, PU Bina Marga, Perhubungan, Polri, dan Kesehatan,” kata Eddy kepada Radar, kemarin.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon itu juga menyampaikan, setiap kejadian kecelakaan 80 persen disebabkan manusia.
Yang tidak paham tentang kendaraan, dan jalan. Tidak hanya itu, lelah, lalai, mabuk dan lain-lainnya menjadi pemicu lakalantas.
“Yang jadi pertanyaan, kenapa tidak pernah berupaya agar manusia ini dibuat paham tentang kendaraan, tanggap darurat dan persiapan melakukan perjalanan. Seolah semua bungkam. Padahal manusia ujung tombak keselamatan setiap kejadian kecelakaan,” ucapnya.
Harusnya, kata Eddy, kecelakaan di jalan  dijadikan pelajaran, dikaji dan dianalisis. Mengingat banyak kejadian lakalantas di jalan. Yang merasa bersalah jangan menuding orang lain untuk melakukan pembenahan dan berkoordinasi dengan stakeholder yang ada di RUNK.
Yang perlu dilakukan adalah membahas bersama kaitan dengan peningkatan kecakapan para pengemudi sebagai operator kendaraan. Tujuannya, agar pengemudi paham baik tentang jalan dan kendaraan yang berkeselamatan. Termasuk dirinya sebagai manusia yang berkeselamatan.
“Bapenas menganggarkan keuangan untuk meningkatkan profesionalisme pengemudi.  Jangan hanya menganggarkan management jalan semata, pelakunya juga harus difikirkan agar bisa turut serta merawat jalan,” katanya.
Kemudian, PU Bina Marga membuat kajian, buku panduan tentang navigasi darat, peta jalan titik black spot, tikungan, kelokan, turunan, sebagai buku panduan pengemudi di jalan.

0 Komentar