Laut, Jalur Favorit Sindikat Narkoba

Laut, Jalur Favorit Sindikat Narkoba
BARANG BUKTI: Pejabat Bea Cukai, Bareskrim Polri dan BNN melakukan ekspose penggagalan upaya penyelundupan narkotika dan pakaian lewat jalur laut di halaman Kantor Ditjen Bea Cukai, Rabu (11/3). FOTO: FIN
0 Komentar

JAKARTA-Penyelundupan narkotika melalui jalur
laut sangat dominan belakangan ini. Dalam dua bulan terakhir, aparat gabungan
sukses menggagalkan 121 penyelendupan. Yang teranyar, penyelendupan 29,5
kilogram sabu oleh aparat gabungan Bea Cukai, Badan Narkotika Nasional (BNN) serta
Polri, Sabtu (7/3) lalu.

Jalur laut
menjadi favorit untuk memasukan barang haram di negara maritim, Indonesia.
Penyelundupan ini umumnya terjadi di wilayah timur dan barat Indonesia. Di
wilayah perairan Dumai, Riau, aparat gabungan menggagalkan penyelundupan 29,5
kilogram sabu.

Direktur
Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Heru Pambudi mengungkapkan, sebanyak dua tersangka
diringkus pihaknya atas penyelundupan barang haram tersebut. Mereka ditangkap
usai menjemput sabu di pelabuhan Wilmar, Dumai, Sabtu (7/3) lalu.

Baca Juga:Pengelolaan BMD Masih BermasalahMuhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 24 April

“Dari
tangkapan itu kami dapat 16 paket sabu. Satu paketnya itu 1 kilogram. Ini
relatif sama dengan sindikat sebelumnya dengan kemasan teh asal Tiongkok.
Ditambah sabu 8 kilogram,” terangnya saat ungkap kasus di halaman Kantor Ditjen
Bea Cukai Jakarta Timur, Rabu (11/3).

Tangkapan
itu kemudian dikembangkan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Polri. Hasilnya,
2.300 butir ekstasi diperoleh. “Dikembangkan dan dapat dua (tersangka)
lagi,” imbuh Heru.

Direktur
Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Krisno Halomoan Siregar menyebutkan,
penyelundupan ini dikendalikan seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakat
(Lapas) Cipinang, Jakarta Timur. Napi itu, disebut ingin mendistribusikan sabu
dan pil ekstasi di Jakarta. “Napi juga kasus narkoba, saya sudah bersurat ke
Cipinang untuk pemeriksaan,” ungkapnya.

Hasil aparat
gabungan itu diapresiasi Deputi Pendindakan dan Pemberantasan BNN Irjen Arman
Depari. Ia menyebut, sinergitas antarinsntansi perlu diperkuat dalam menjaga
pintu masuk Indonesia dari narkoba. Sebabnya, belakangan banyak muncul modus
operandi baru dalam penyelundupan narkoba. “Selamat dan apresiasi untuk seluruh
petugas. Modus operandi semakin canggih, kami pun sulit mendeteksi dan
mengindentifikasi. Perlu sinergi kuat. Sindikat ini sangat kuat, punya keuangan
dan kekuatan. Harus kita hadapi dengan networking para penegak hukum yang luas
dan kuat. Kalau tidak, kita selalu ketinggalan,” tegasnya.

Selain
menggagalkan penyelundupan sabu dan ekstasi. Aparat juga menggagalkan
penyelundupan pakaian bekas dan ban ilegal. Sejumlah barang itu diselundupkan

0 Komentar