Panji Gumilang menuturkan, masyarakat yang tidak tahu Al Zaytun, tentu akan sulit memahami bagaimana kemandirian pesantren mampu mencukupi kegiatannya.
Termasuk akan bertanya-tanya dari mana sumber dana Al Zaytun sesungguhnya. Padahal, semua itu dibangun atas dasar kemandirian dan kegiatan ekonomi yang dilakukan.
Menurut Syekh Panji Gumilang, setiap tahunnya target penerimaan santri baru adalah 750 orang. Sedangkan total yang ada di dalam Mahad sekitar 5 ribuan. “Target santri 750 setiap tahun yang baru,” katanya.
Baca Juga:Angin Puting Beliung Terjang Desa Kongsijaya, 14 Rumah Rusak, Tempat Parkir Polsek Widasari AmbrukLarang Pondok Pesantren Turun ke Jalan, FPP: Kasus Al Zaytun Sudah Ditangani Pemerintah dan Polri
Kendati demikian yang mengherankan adalah jumlah santri yang masuk untuk tahun ini, justru meningkat pesat di tengah isu yang menyatakan Mahad Al Zaytun sesat hingga menyimpang.
Tentu saja, penerimaan santri baru Mahad Al Zaytun tersebut tidak disangka-sangka, karena sudah ada beberapa rekomendasi dan fatwa yang menyatakan haram hukumnya memasukan anak ke Al Zaytun.
Dari target santri baru 750, tetapi yang mendaftar mencapai 1.030 orang. Kondisi itu, diakui membuat syekh juga heran.
“Begitu ramai naik, kami juga heran. 1.030. Naik apa tidak itu?” kata Syekh Panji Gumilang mengungkapkan keheranannya. (kho)