Masyarakat Gantar Indramayu Tak Berminat Sekolahkan Anaknya ke Mahad Al Zaytun, Ini Alasannya

mahad-al-zaytun
UPTD SD Negeri Balir menjadi salah satu sekolag terdekat dengan pintu gerbang utama Mahad Al Zaytun. Tapi lulusannya tidak ada yang melanjutkan pendidikan ke Ponpes yang berlokasi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar itu. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

Ia mengungkapkan, salah satu faktor tidak berminatnya orang tua menyekolahkan anaknya ke Mahad Al Zaytun adalah karena biaya.

Sudah menjadi rahasia umum, untuk diterima menjadi santri di Ponpes terbesar se-Asia Tenggara itu orang tua harus menyediakan biaya sangat besar.

“Sementara, masyarakat sini kan mayoritas dari keluarga kurang mampu. Petani, buruh. Pinginnya sekolah buat anaknya itu ya yang gratis atau murah,” ucapnya.

Baca Juga:Angin Puting Beliung Terjang Desa Kongsijaya, 14 Rumah Rusak, Tempat Parkir Polsek Widasari AmbrukLarang Pondok Pesantren Turun ke Jalan, FPP: Kasus Al Zaytun Sudah Ditangani Pemerintah dan Polri

Ha itu dibenarkan Kepala UPTD SD Walahar, Edy Effendy. Bagi masyarakat di Kecamatan Gantar yang mayoritas berprofesi sebagai buruh tani, menyekolahkan anaknya ke Al Zaytun ibarat mimpi.

“Ya tadi, masalahnya kan mungkin biaya. Tapi kalaupun orang sini yang berada juga belum tentu minat ya. Situasinya lagi seperti ini, Al Zaytun terus-terusan disorot,” ucapnya.

Iapun memastikan, semua lulusan SD di wilayah Kecamatan Gantar tidak ada yang melanjutkan sekolah ke Al Zaytun.

Malah sebaliknya, ada beberapa pekerja atau eks karyawan di Al Zaytun yang justru menyekolahkan anaknya di SD Negeri. Itupun sudah duduk di kelas tinggi.

“Saya sudah mengecek teman-teman kepala SD, tidak ada lulusan yang lanjut ke sana. Kalau yang dari pekerja atau mantan pegawai Al Zaytun sekolahnya di SDN sih ada beberapa,” ungkapnya.

Sebelumnya, soal biaya pendidikan yang mahal itu diakui sendiri oleh Syaikh Panji Gumilang.

Biaya masuk atau menjadi santri Mahad k Al Zaytun tidak murah. Yakni sekitar USD 3.500 atau dalam kurs Rupiah mencapai Rp52,5 juta dan dibayar di depan.

Baca Juga:PLN Warning Warga untuk Tidak Bermain Layangan Dekat Jaringan Listrik, Bisa Bahayakan Keselamatan Jiwa  Pemkab Cirebon Dilema Tangani Eksploitasi Tambang Gunung Kuda, Sekda: Semua Izin Ada di Provinsi

Walaupun terlihat mahal dan besar, ternyata uang ini tidak bisa mencukupi kebutuhan satu tahun masing-masing santri.

Karenanya, dilakukan lah berbagai kegiatan ekonomi dan usaha. Sehingga dapat mencukupi kegiatan pendidikan dan ekspansi yang dilakukan.

0 Komentar