Napak Tilas Masjid Bersejarah di Kota Cirebon saat Ramadhan; Nyamannya Masjid Agung Sang Cipta Rasa

masjid agung sang cipta rasa
Masjid Agung Sang Cipta Rasa, salah satu masjid bersejarah di Kota Cirebon. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID- Napak tilas masjid bersejarah di Kota Cirebon saat ramadhan; kali ini adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Berlokasi di Kompleks Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Masjid Agung Sang Cipta Rasa jadi salah satu destinasi sejarah atau masjid bersejarah di Kota Cirebon.

Menjadi masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Agung Sang Cipta Rasa pun selalu dikunjungi baik oleh warga sekitar atau wisatawan luar kota. Bahkan bukan saja saat ramadhan.

Baca Juga:Napak Tilas Masjid Bersejarah di Kota Cirebon saat Ramadan, Ada Masjid Merah Panjunan dengan Arsitektur Arab-TionghoaDuta Baca Kabupaten Cirebon Merangkak Capai Tujuan, Bersiap Seleksi Tingkat Jabar

Masjid yang dibangun tahun 1498 M ini juga dijadikan tempat ternyaman untuk sekadar beristirahat. Merebahkan badan. Siang hingga sore kemarin banyak di antara masyarakat yang berteduh di halamannya. Cukup luas. Juga adem.

Rupa-rupa aktivitas mereka yang berkunjung ke masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati tersebut. Selain rebahan, sebagian lagi tampak membaca alquran. Sambil menunggu bedug magrib untuk salat dan berbuka puasa.

Berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon atau Masjid Attaqwa. Terletak di antara Keraton dan Alun-alun Kasepuhan.

Berdasarkan tutur sejarah, Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun setelah Masjid Merah Panjunan. Jadi salah satu masjid tertua di Cirebon. Se-zaman dengan Wali Songo saat menyebarkan syiar Islam di tanah Jawa.

‘Sang’ berarti keagungan. ‘Cipta’ atau diciptakan atau dibangun. Serta ‘Rasa’ yang berarti digunakan. Itulah terjemahan Sang Cipta Rasa pada masjid yang konon dibangun dalam waktu satu malam tersebut.

Pembangunan masjid ini diceritakan melibatkan sekitar lima ratus orang. Para pekerja didatangkan dari Majapahit, Demak dan warga sekitar Cirebon itu sendiri.

Saat proses pembangunan, Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsitek-nya. Sunan Gunung Jati juga memboyong Raden Sepat, arsitek Majapahit yang menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, untuk membantu Sunan Kalijaga merancang bangunan masjid tersebut.

Baca Juga:Guru Besar IAIN Cirebon: KY Harus Periksa Hakim PN JakpusTanah Longsor Ancam Bangunan TK di Kaliwedi Cirebon

Ruangan utama masjid ini memiliki sembilan pintu. Yang berarti lambang dari Wali Songo. Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa memadukan gaya Demak, Majapahit, dan Cirebon.

0 Komentar