Panjang Jimat Hanya Diikuti Keluarga Keraton

keraton-kanoman
Suasana di Siti Inggil Keraton Kanoman. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon mengapresiasi kebijakan Sultan Sepuh XV yang membatalkan digelarnya Pasar Malam dalam rangka muludan, serta mengganti ritual panjang jimat yang berpotensi menghadirkan banyak orang, dengan dzikir dan salawat bersama.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi menjelaskan, langkah yang diambil Sultan Sepuh XV tersebut, sebagai bentuk kebijakan dan pengertiannya. Karena kondisi pandemi yang terjadi saat ini bukanlah hal yang diinginkan oleh siapapun.
“Adanya maklumat yang dikeluarkan sultan dan rekomendasi dari pak walikota itu dapat dipedomani,” ujar Sekda.
Pihaknya juga akan membantu Keraton Kasepuhan untuk menempelkan selebaran-selebaran yang berisi maklumat Sultan dan Rekomendasi Walikota ini, di tempat-tempat strategis, agar bisa dilihat dan dibaca oleh masyarakat luas.
Terkait bentuk pengawasan terhadap Rekomendasi Walikota dan Maklumat Sultan ini, pihaknya akan segera merumuskannya bersama kepolisian dan TNI. “Sebetulnya pengawasan ini tidak hanya temporer untuk muludan, tapi untuk kegiatan lainnya yang berpotensi memunculkan kerumuman orang banyak,” tegasnya, kemarin.
Menurutnya, pemkot tentu berharap sikap dari Kesultanan Kasepuhan tersebut, diikuti keraton-keraton lain. “Untuk keraton lainnya, nanti juga akan disampaikan (saran rekomendasi) oleh perwakilan pemkot ke keraton-keraton,” ujar pria yang akrab disapa Gusmul ini.
Menurutnya, kerja sama dan pengertian dari keraton-keraton, agar tidak menggelar agenda ritual tradisi muludan yang berpotensi mendatangkan kerumunan banyak orang ini, semuanya semata-mata dilakukan dalam rangka menyelamatkan masyarakat dan mengurangi laju angka penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Sultan Keraton Kacirebonan, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat mengatakan, Keraton Kacirebonan tetap melaksanakan tradisi panjang jimat. Lokasinya pun hanya di dalam lingkungan keraton. Direncanakan di Ruang Prabayaksa secara terbatas dan dengan protokol kesehatan.
“Panjang Jimat di Keraton Kacirebonan tetap dilaksanakan. Tapi menyesuaikan kondisi saat sekarang dengan menyederhanakan upacara,” ujarnya, Rabu (23/9).
Menurutnya, pelaksanaan upacara panjang jimat di malam pelal dengan arak-arakan akan diganti. “Jadi, biasanya jimat yang diarak secara khusus dan dipertontonkan kepada masyarakat diganti dengan pembawaan piring panjang jimat seperti biasa saja,” paparnya.
Pihaknya juga tidak akan mengundang tamu dari luar. Sehingga, bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi, hanya diperkenankan perwakilannya saja. Dianjurkan untuk tidak membawa rombongan dalam jumlah banyak.

0 Komentar