Pengalaman Abdullah Fikri Melawan Kolangitis

sakit-kolangitis
Abdullah Fikri Ashri yang sempat menderita kolangitis atau infeksi saluran empedu. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Ditambah, ia yang merasa rindu akan nuansa kampung halaman. Coto Makasar kerap menjadi pilihan. Sakit di ulu hati kembali terulang. Namun kali ini, rasanya lebih dahsyat dari sebelumnya. Ia masih bisa menahan dan melaksanakan tugasnya, dan kembali pulang ke kediamanannya di Makasar dengan naik sepeda motor dan melewati jalanan sejauh 13 kilometer. Sampai di rumah, ia pun dipijat oleh sang ibunda. “Saat bangun saya masih merasakan sakit, sakitnya tidak hilang,” ungkapnya.
Ia pun langsung dibawa ke IGD dan di-rontgen. Dari hasil pemeriksaan didapati hati Fikri yang membesar. Kemudian ia pun diberi obat dan dirawat selama semalam. Nyeri pun hilang. Namun beberapa hari kemudian kembali kambuh dan kembali dirawat.
Di sini, bisa dibilang kondisi Fikri semakin lemah. Dokter menduga, ada fatty liver, yakni ukuran hati yang membesar karena diselimuti lemak. Fungsi hati sebagai organ yang mengeluarkan enzim pencernaan pun terganggu.
Dokter IGD menyarankan untuk konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam. Diagnosa ketika itu, Fikri diduga terkena hepatitis. Tapi, setelah menjalani serangkaian tes laboratorium dan bolak-balik praktik dokter di tengah kemacetan Makasar, hepatitis negatif. “Karena didiagnosis hepatitis, istri dan anak saya yang datang dari Indramayu waktu itu nggak bisa tidur sama saya. Alat makan dipisahkan karena takut menular,” ungkapnya.
Dugaan fatty liver memang mengagetkan. Sebab, penyakit ini biasanya menyerang orang usia 40 tahun ke atas. Padahal, umur Fikri saat itu baru 27 tahun. Di sisi lain, ia juga tidak pernah mengonsumsi minuman keras. Merokok pun tidak. Namun, hasil lab menunjukkan fungsi hati yang terganggu.
SGOT dan SGPT, enzim yang ada di hati, masing-masing jauh di ambang batas normal. SGOT mencapai 192 dari batas normal di bawah 37 sementara SGPT sampai 626 dari normalnya di bawah 42. Sementara bilirubin total (kuning) mencapai 25 dari batas normal di bawah 1.
Menurut dokter, penyakit ini bisa muncul karena pola makan yang tidak sehat, seperti berlemak. Dokter lalu menyarankan istirahat total hingga 2 bulan sembari mengonsumsi obat-obatan. Ada enam sampai delapan butir obat yang harus diminum setiap hari.

0 Komentar