Pengalaman Abdullah Fikri Melawan Kolangitis

sakit-kolangitis
Abdullah Fikri Ashri yang sempat menderita kolangitis atau infeksi saluran empedu. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Lalu, hal mengejutkan terjadi. Dua hari pasca ERCP, Fikri pingsan saat sedang buang air besar. Kotoran dengan darah yang menghitam pun keluar. Menurut dokter, hemoglobin (hb) Fikri saat itu anjlok hingga 3,8. Padahal, normalnya di atas 10.
Kasus ini jarang terjadi setelah ERCP. Belakangan, dokter mengatakan, saat ERCP ada bagian yang dipotong karena kerak lemak yang menghalangi masuknya alat. Mungkin, saat dipotong, ada pembuluh darah yang robek.
Setelah transfusi 6 labu darah golongan O, akhirnya HB Fikri pun membaik. Banyaknya relawan di Makasar yang menyumbangkan darahnya untuk korban gempa Palu, membuat stok darah di rumah sakit tersedia.
Sementara bilirubin perlahan turun dari 25 menjadi 4. Adapun SGOT dan SGPT mengalami penurunan meski belum sesuai batas normal. Setelah 15 hari di rumah sakit, Fikri pun akhirnya diizinkan rawat jalan sembari menjalani sejumlah tes lab lagi. Dokter bahkan meminta sedikitnya dua pekan untuk istirahat dan minum obat sebelum tes lab lagi.
Kini ia pun bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Namun ia tetap menjaga pola makan. Baik jadwal makan dan asupan yang ia konsumsi setiap harinya. Fikri juga kerap membawa bekal sendiri setiap harinya untuk menjaga makana yang masuk ke tubuhnya.
Ia juga kini sadar dan berusaha memahami kondisi tubuh. Kapan harus berhenti sejenak. “Kenali kondisi tubuhmu sendiri, karena tubuh adalah yang paling jujur. Saat kamu menua, tubuh lah yang jujur memberikan tanda keriput. Begitupun saat sedih, lelah, dan lainnya,” tukasnya. (*)

0 Komentar