Pengalaman Abdullah Fikri Melawan Kolangitis

sakit-kolangitis
Abdullah Fikri Ashri yang sempat menderita kolangitis atau infeksi saluran empedu. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Setelah tiga minggu istirahat di rumah, kondisinya malah memburuk. Nyaris tak ada nafsu makan. Paling hanya tiga sampai lima sendok makan yang bisa masuk. Setelah itu berhenti. Bahkan, makanan yang masuk kembali keluar melalui muntah. Warna kuning menyelimuti kulit dan mata Fikri.
Obat tradisional seperti kunyit dan daun paliasa tidak maksimal, karena rasa mual yang terus muncul. Fikri pun sempat melakukan rukiyah, karena tak ada perubahan kondisi. Setelah ritual itu, secara fisik penyakit tersebut dengan segajala gejalanya masih tetap ada. Demam juga terasa.
Akhirnya, ia kembali ke dokter. Melihat berbagai gejala yang tak kunjung berkurang itu, Fikri diminta untuk CT Scan. Hasilnya menunjukkan jawaban atas kondisi nya yang memburuk. Ternyata, ada sumbatan antara saluran empedu dan usus. Ini membuat fungsi hati terganggu.
Satu-satunya cara agar mengetahui apa yang menyumbat dan melepasnya adalah ERCP (endoscopic retrograde cholangio pancreatography). ERCP merupakan tindakan medis untuk mendiagnosa atau mengobati gangguan pada pankreas, saluran empedu, dan atau kantong empedu.
Caranya, memasukkan alat melalui mulut hingga ke saluran yang dituju. Lalu, membersihkan sumbatan tersebut. Jika saluran kembali menyempit maka akan dipasangkan alat seperti selang plastik yang akan dibuka kembali tiga bulan ke depan.
Hari di mana Fikri akan memulai ERCP pun tiba, setelah ia berpuasa sebelumnya. Di suatu ruangan yang dingin, terdapat berbagai alat medis seperti pengukur jantung, monitor untuk menangkap gambar saat tindakan ERCP, hingga suntik besar.
Fikri diminta tengkurap dengan tangan kiri ke atas. Seperti gaya superman terbang. Tangan kanan diletakkan di atas bantal. Begitupun kaki kanan. Kedua kaki diikat dengan alat khusus. Setelah pengukuran jantung dan tekanan darah, dokter anestesi lalu menyuntikkan obat bius sebanyak dua kali melalui infus.
Suntikan pertama, ia masih sadar. Namun, pada suntikan kedua yang menggunakan suntik ukuran besar, ia tak lagi sadar. “Prosesnya berjalan lancar selama kurang lebih 30 menit hingga 1 jam,” ungkapnya.
Dokter pun mengungkapkan, kerak lemak yang bergerigi di antara saluran empedu dan usus yang menyebabkan penyumbatan telah diatasi. Selang di saluran itu pun tak harus dipasang lagi. Setalah ERCP, dokter pun terus melihat perkembangannya. Sebab, efek samping ERCP biasanya peradangan pada pankreas, demam, mula dan muntah.

0 Komentar