Pengelola Goa Sunyaragi: Bukan Melawan Pemerintah, Kami Ingin Hidup

Pengelola Goa Sunyaragi: Bukan Melawan Pemerintah, Kami Ingin Hidup
0 Komentar

Sorot mata Jajat Sudrajat tajam. Suara dia juga lantang. Kabid Pemandu Taman Air Goa Sunyaragi (TAGS) itu kepalang jengkel. Sudah lebih sebulan TAGS tutup. Karena selalu manut aturan Pemkot Cirebon. Tapi sekarang aturan itu tak mau lagi digubris. Wisata TAGS maksa buka. Mulai hari ini (24/8).ADE GUSTIANA, Cirebon
 
RUPANYA, pembukaan sektor pariwisata seperti mal, menimbulkan kecemburuan bagi Jajat. Kemarin (23/8) dia bersuara kepada media. Jajat sangat berani. Seperti mendobrak aturan yang selama ini telah dipatuhi. Dia bersuara, tak lain karena sektor pariwisata lain telah buka lebih dulu.
Sebut saja mal. Atau boleh menggelar acara di hotel. Juga mempersilakan restoran untuk makan di tempat. Meski semua ada aturan mainnya. Di masa akhir PPKM Level 4 di Kota Cirebon kemarin, Jajat tutup mata. Dia tak mau tahu apakah PPKM akan diperpanjang atau tidak.
Apapun keputusan pemerintah, TAGS akan tetap dibuka. Melayani pengunjung. Dia memberikan pernyataan itu sembari memohon maaf. Dikatakan juga, kalau keputusan itu dilakukan dengan sangat terpaksa. “Karena ini (penutupan TAGS, red) sudah sangat menyengsarakan kami sebagai pengelola destinasi wisata,” katanya, di lokasi TAGS.
Dia merasa selama ini TAGS selalu mandiri. Kontribusi datangnya dari pengunjung. Pun jika PPKM diperpanjang, dia meminta ada kontribusi yang diberikan pemkot kepada pihak pengelola. “Karena mohon maaf, Goa Sunyaragi ini hidup, rapih, bersih, nyamannya, kontribusi pengunjung,” tukasnya.
“Selama ini kami taat aturan pemerintah, termasuk protokol kesehatan. Saya sebagai pelaku destinasi pariwisata, dan mungkin mewakili teman-teman yang bergerak di bidang kepariwisataan, kalau keran ekonomi dalam hal ini mal dibuka, ya tolong dong kami juga minta kebijakan pemda, destinasi pariwisata minta dibuka. Karena mal bagian daripada pariwisata. Yaitu wisata belanja,” paparnya.
Itu, katanya, dilakukan salah satunya untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Baik dari sektor pariwisata atau penunjangnya. “Jadi sekali lagi, kami bukan melawan pemerintah daerah. Tapi kami pengen hidup,” ucap Jajat.
Terkait alasan pemkot yang belum membuka pariwisata seperti TAGS karena masih dalam masa PPKM Level 4, dirasa tidak relevan. Dijelaskan, itu karena Kota Cirebon memiliki dua rumah sakit rujukan. Yakni RST Ciremai dan RSD Gunung Jati.

0 Komentar