Peran Stikes Mahardika di Era 4.0

Peran Stikes Mahardika di Era 4.0
KULIAH UMUM: Anggota Komisi IX DPR RI Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan MSi di Aula STIKes Mahardika, Senin (9/3). FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika melangsungkan kuliah umum dengan tema:
Peran Tenaga Kesehatan di Era Revolusi Industri 4.0. Hadir sebagai pemberi
materi Anggota Komisi IX DPR RI Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan MSi.

Netty menitipkan harapan serta optimisme dari output proses belajar mengajar yang
dilakukan STIKes Mahardika. Ia melihat kampus yang berlokasi di Kecamatan
Kesambi itu sebagai salah satu sekolah tinggi ilmu kesehatan yang menjanjikan.
“Saya mengunjungi Lab Mini Hospital Mahardika. Saya yakin bahwa ini adalah
sekolah tinggi yang digarap dengan sungguh-sungguh,” kata Netty, kepada Radar Cirebon, Senin (9/3).

Dalam kuliah umum, dia mengingatkan mahasiswa untuk siap
menyambut kompetisi dalam konteks kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0
yang tinggal menunggu waktu. Bahwa kesehatan adalah kebutuhan yang sangat
mendasar dari masyarakat.

Baca Juga:Pembangunan Bank Cirebon Tak Bisa Tahun IniDewan Minta Jatuh Tempo Input Pokir Diundur

Ke depan, ia memprediksi akan lahir industri kesehatan yang
dikelola dengan kemajuan teknologi. Sehingga harus ada upaya adaptif yang dilakukan
para mahasiswa untuk bisa mengikuti perkembangan pembangunan kesehatan berbasis
teknologi.

Kemudian para mahasiswa mengedepankan soft skill. Baginya, layanan kesehatan bukan sekedar keterampilan
medis. Lebih dari itu, pendekatan tenaga kesehatan dinilai tidak kalah penting.
“Bagaimana sentuhan, tutur kata, pendekatan dari para tenaga kesehatan ini,
amat menentukan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat,” bebernya.

Perkembangan industri kesehatan, sambung dia, sangat
beragam. Misalnya, antara wilayah perkotaan dan pedesaan atau provinsi dengan
jumlah penduduk padat dengan provinsi yang masuk kategori daerah
perbatasan/terpencil.

“Saya melihat Cirebon ini perlintasan dan harus diikuti
dengan kemampuan berinovasi, membangun budaya inovasi. Kita berharap, budaya
inovasi yang melibatkan kolaborasi teknologi dengan SDM yang lain,” terangnya. (ade)

0 Komentar