Petani Bantarujeg Mengeluh Harga Jahe Anjlok, Ternyata Sekilo Cuma Segini…

petani di Bantarujeg mengeluhkan harga jahe yang anjlok
TANAM JAHE: Sejumlah petani di Bantarujeg tetap menanam jahe dengan harapan harganya kebali normal/ANWAR BAEHAQI/RADAR MAJALENGKA 
0 Komentar

MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Di awal tahun 2023, harga jahe belum berpihak kepada para petani. Bahkan, hingga saat ini harga jahe per kilogramnya masih anjlok.

Kondisi tersebut sangat dikeluhkan para petani yang mengalami kerugian. Seperti yang diungkapkan salah seorang petani Jahe di Desa Cipeundeuy Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Opik.

Ia mengungkapkan bahwa harga jahe yang semula Rp15.000 ribu per kilogram, kini menjadi Rp3.000 ribu per kilogramnya.

Baca Juga:Tugu Kujang di Kadipaten Bakal Dibongkar, Lho Kenapa?Hah? Angka Kemiskinan di Majalengka Masih Tinggi, Segini Jumlahnya…

Karena cuaca kurang baik dan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, pada musim panen Oktober 2022 lalu, terpaksa menjual jahe dengan harga yang murah.

“Biaya yang dikeluarkan banyak, dari mencangkul membersihkan ladang, hingga proses penanaman dan pengobatan kan serbamahal. Sekarang ini, harga perawatan yang mahal, tetapi harga jual malah murah,” keluhnya, Kamis 5 Januari 2023.

Meskipun dengan adanya kondisi tersebut, sebagai petani Opik tidak menyerah. Pada tahun 2023 ini dirinya kembali mencoba menanam jahe, dengan jenis jahe merah.

Ia berharap ketika dipanen nanti harganya bisa tinggi atau normal kembali di atas Rp15.000 per kilogramnya.

“Syukur-syukur lebih dari harga itu, sehingga nanti akan berimbang kepada modal awal, bekas perawatan dan bisa kembali lagi menanam jahe merah dari hasil penjualan yang sesuai,” harapnya.

Petani lainnya Aceng menambahkan, bahwa saat ini banyak petani yang menunda panen akibat anjloknya harga di pasaran.

Menurutnya, belum ada petani yang berani memanen jahe dalam jumlah besar, akibat anjloknya harga di tingkat pedagang pengumpul maupun di pasar.

Baca Juga:Satu Desa di Majalengka sampai Detik-detik Akhir Penutupan Sempat Belum Ajukan Calon PPS, Desa Mana Itu?Selama Tahun 2022, 5 Sektor Pajak di Majalengka ini Berhasil Lampaui Target

“Dengan harga jual yang kurang sesuai petani tidak mungkin meraup keuntungan. Apalagi jika dikaitkan dengan mahalnya pupuk dan biaya sarana produksi lainnya,” ujarnya.

Aceng berharap agar harga jahe kembali stabil , sehingga ia sebagai petani bisa lebih bersemangat lagi menanam jahe.

“Kalau harganya tinggi lagi, kita akan menam jahe tidak dengan kapasitas sedikit bahkan dengan kapasitas yang lebih luas lagi. Mudah-mudahan harganya kembali normal,” pungkasnya. (bae)

0 Komentar