Pikap Bawa Jenazah Pasien Covid-19

0 Komentar

KUNINGAN – Penggiat sosial media dikagetkan dengan viralnya dua unggahan rekaman video warga. Yakni adanya jenazah pasien di salah satu RS swasta di Kuningan yang dibawa pulang menggunakan mobil pikap.
Video tersebut langsung menyebar ke banyak grup WA, termasuk viral di akun Facebook. Namun saat ini di salah satu pemilik akun berinisial APK, kedua video tersebut sudah dihapus.
Dari keterangan sang perekam video, menyebutkan jenazah tersebut di-covid-kan oleh pihak RS, sehingga tidak mau mengantarkannya menggunakan ambulans. Tangisan histeris terdengar dari keluarga korban saat jenazah dibawa keluar RS dan dinaikkan ke mobil bak terbuka.
Atas viralnya video tersebut, pimpinan RS, dr Ode Aman Suhati membenarkan kejadian dalam video tersebut di RS yang Ia pimpin. Hanya saja Ia membantah keras jika pihak RS meng-covid-kan pasien, karena hal itu berdasarkan hasil PCR yang menunjukkan positif Covid-19.
“Tapi tidak benar di-covid-kan. Hasil PCR-nya positif. Itu brankar (tempat tidur pasien di ambulans, red) yang dimuat ke mobil warga itu, brankar ambulans kita yang sudah siap untuk mengantar jenazah. Tapi dipaksa oleh keluarga untuk dimasukkan ke kolbak (mobil pikap),” terang dr Ode saat dikonfirmasi Radar Kuningan, kemarin (8/7), seraya menambahkan dalam rekaman video tersebut Selasa (6/7) lalu sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut dr Ode, aktivitas ambulans di RS-nya berlaku setiap hari. Dikatakan, terdapat dua ambulans berada di 2 RS yang sama.
“Kemarin memang agak terlambat datangnya, karena memang ambulans sedang mengantar jenazah juga. Jadi, kemarin itu sedang menunggu ambulans,” kata dr Ode.
“Tapi pas jenazahnya diturunkan, itu ambulans-nya sudah siap. Ambulans kita sudah datang duluan, baru jenazah itu keluar (dikeluarkan dari RS, red),” imbuhnya.
Dijelaskan, kondisi di RS tersebut IGD (Instalasi Gawat Darurat) selalu penuh. Meski demikian, prosedur yang berjalan, pasien-pasien tidak terlalu lama di IGD, sehingga harus segera dibawa ke ruang perawatan.
“Di RS ini ruang rawat inap ada 184. Kalau untuk ruang isolasi itu peruntukannya ada 60 bad,” jelasnya.
dr Ode kembali menyampaikan, rekaman di video tersebut penyampaiannya tidak benar. Karena pihak RS sama sekali tidak meng-covid-kan pasien, karena memang ada hasil PCR.

0 Komentar