Puluhan Pabrik Penggilingan Padi Setop Produksi, Apa Penyebabnya?  

pabrik-penggilingan-padi
Pabrik penggilingan padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu tutup sementara menyusul langka dan mahalnya harga gabah, kemarin. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

 

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Puluhan pabrik penggilingan padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu setop produksi. Langka dan mahalnya harga gabah menjadi biang keroknya.

Di kawasan sentra industri beras wilayah Kecamatan Bongas dan Anjatan misalnya, puluhan pabrik penggilingan padi di dua kecamatan bertetangga itu dilaporkan sudah tidak berproduksi.

Hanya tersisa sejumlah pabrik penggilingan padi besar. Masih bertahan, itupun dengan kapasitas produksi sangat terbatas.

Baca Juga:Pasar Ayam Plered, Lengkap Jual Hewan untuk Ritual sampai Alat Rumah TanggaAwal Tahun 2023 Harga Beras Naik, Ini Penyebabnya

“Mayoritas tutup sementara. Gabahnya lagi langka, mahal lagi,” ucap Jaya, pengelola pabrik penggilingan padi di Kecamatan Bongas, Senin (2/1).

Dia menyebutkan, harga gabah saat ini di atas Rp700 ribu per kuintal. “Lagi tinggi-tingginya,” tandasnya.

Menurutnya, stok di petani menipis, barang susah didapat. Simpanan gabah yang masih tersisa tak mau lagi dijual.

Mereka memilih untuk kebutuhan sendiri selama berlangsungnya musim paceklik, sampai datangnya musim panen padi berikutnya.

Untuk mensiasati ketersediaan bahan baku, para bandar terpaksa mencari gabah sampai keluar daerah. Seperti Kabupaten Karawang hingga Provinsi Banten yang sedang memasuki musim panen.

Harga gabah disana masih cukup terjangkau, di kisaran Rp6000-6500/kg.

Namun demikian, untuk memperolehnya tidak mudah, sebab harus berebut dengan para bandar dari wilayah kabupaten lainnya.

Baca Juga:Pemdes Pamengkang Desak Normalisasi Kali Cigagak, Kuwu Kosasih: Sering BanjirJalan Raya Lobunta Berlubang, Warga Mundu Cirebon: Baru Dua Bulan Diperbaiki

“Sekarang ini pada nyari gabahnya kesana. Harganya masih lumayan, tapi kalau soal kualitas sih kalah sama gabah Dermayu,” ujarnya.

Pabrik Penggilingan Padi Setop Produksi karena Beras Impor

Selain persoalan bahan baku, tutupnya pabrik juga karena mulai sulitnya pengiriman beras ke Pasar Induk Beras (PIB) Cipinang, Jakarta Timur. Menyusul datangnya beras impor.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah mengimpor ribuan ton beras dari luar negeri pada pertengahan Desember 2022 lalu. Sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Beras impor tersebut merupakan bagian dari total 200.000 ton beras yang direncanakan datang bertahap hingga awal tahun 2023, sebelum panen raya.

Ribuan ton beras impor asal Vietnam itu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan beras di wilayah DKI Jakarta.

Hal itu dibenarkan Rusnadi, pengelola pabrik penggilingan beras asal Kecamatan Anjatan. Masuknya beras impor membuat pasokan beras asal Indramayu berkurang drastis.

0 Komentar