Ratusan Bayi Meninggal Dunia Tiap Tahun

eni-suhaeni-mutasi
Eni Suhaeni diprediksi balik lagi ke Dinkes Kabupaten Cirebon. Foto: Dok Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Cirebon
cukup tinggi. Meskipun angka tersebut terus turun setiap tahun, namun sampai
saat ini jumlahnya selalu banyak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes saat ditemui Radar Cirebon, kemarin (3/3). Menurutnya, pihak Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan langkah antisipasi dan pencegahan agar angka itu terus dikikis setiap tahun.

“Kabupaten
Cirebon tergolong tinggi angkanya untuk AKI dan AKB. Tapi kita terus lakukan
sosialisasi dan pemahaman agar jumlahnya terus menurun,” ujarnya.

Baca Juga:Sidak Supermarket dan Apotek, Walikota Minta Batasi Penjualan Bahan PanganKalau Jembatan Cikaroya Roboh, Warga Bisa Terisolasi

Salah
satu penyebab tingginya angka AKI dan AKB, adalah hasil pernikahan dini dan masih
belum optimalnya pemahaman masyarakat terkait persoalan kesehatan. “Salah satu
penyebabnya karena pernikahan dini. Pasangan muda cenderung belum mengetahui
secara utuh pemahaman pentingnya menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayi,” imbuhnya.

Berdasarkan
data terakhir yang dilansir Dinkes Kabuapten Cirebon, untuk AKI pada tahun 2017
sebanyak 39 kasus, tahun 2018 sebanyak 35 kasus, dan pada 2019 sebanyak 34
kasus.

“Trennya
setiap tahun selalu turun. Ini bukti jika apa yang dilakukan Dinkes berhasil
dan terimplementasi dengan baik di lapangan,” bebernya.

Untuk
AKB sendiri, menurut Eni, pada tahun 2017 sebanyak 185 kasus, lalu tahun 2018
sebanyak 142 kasus, dan pada tahun 2019 sebanyak 127 kasus.

“Hampir
sama dengan tren yang terjadi pada angka kematian ibu. Pada kasus kematian bayi
juga jumlahnya terus menurun. Ini persoalan bersama yang perlu kontribusi
banyak pihak untuk penyelesaiannya. Karena salah satu faktor penyebabnya adalah
tingginya angka pernikahan dini,” jelasnya. (dri)

0 Komentar