Semakin Terkenal karena TOL CISUMDAWU, Inilah Sejarah Singkat Kabupaten Sumedang

Berkat adanya Tol Cisumdawu, Kabupaten Sumedang menjadi semakin tekenal.
Ilustrasi gambar dibangun ruas jalan baru di tol cisumdawu guna memperlancar lebaran 2023. Suber: DetikFinance
0 Komentar

RADARCIREBON. ID – Berkat adanya Tol Cisumdawu, Kabupaten Sumedang menjadi semakin tekenal.

Dengan kehadiran Tol Cisumdawu potensi wisata dan potensi pedagangan diprediksi bakal mengalami peningkatan.

Berikut ini adalah sejarah mengenai Sumedang yang semaki terkenal karena adanya Tol Cisumdawu.

Baca Juga:Jalan TOL CISUMDAWU Melewati Banyak Objek Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang, Cek Selengkapnya di SiniData Kerawanan Pemilu di Majalengka Tinggi, Nomor 2 di Jawa Barat dan Nomo 17 Secara Nasional

Sumedang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yan memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya akan budaya.

Sejarah Sumedang dimulai pada abad ke-16, ketika Kerajaan Pajajaran berkuasa di Jawa Barat.

Sumedang lahir sebagai daerah otonom pada abad ke-16 dengan bupati pertamanya bernama Arya Kencana, yang merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran.

Daerah Sumedang pada masa itu disebut dengan nama Dayeuh Sumedang.

Menurut buku “Sejarah Kabupaten Sumedang” karya Amir Syarifuddin, Dayeuh Sumedang pada masa itu adalah pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran dan menjadi wilayah penting di Jawa Barat.

Selama masa pemerintahan Arya Kencana, Dayeuh Sumedang berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan pertanian.

Banyak bahan makanan seperti padi, kacang hijau, ubi jalar, dan jagung diproduksi di sana.

Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram mulai memperluas wilayah kekuasaannya dan menaklukkan Kerajaan Pajajaran.

Dayeuh Sumedang kemudian menjadi bagian dari Kesultanan Mataram.

Baca Juga:Anto Febrianto Terpilih Jadi Ketua KNPI Majalengka, Segini Jumlah Suara yang DidapatJalan Menuju Objek Wisata di Wilayah Argapura Kabupaten Majalengka Rusak Parah

Pada masa itu, Dayeuh Sumedang masih dipimpin oleh bupati dan memiliki sistem pemerintahan yang otonom.

Pada awal abad ke-18, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mulai masuk ke wilayah Jawa Barat dan menempatkan Sumedang sebagai pusat perdagangan.

VOC memperoleh keuntungan besar dari perdagangan hasil bumi Sumedang, seperti kopi, teh, kina, kayu manis, dan rempah-rempah lainnya.

Pada tahun 1813, Sumedang resmi menjadi wilayah kekuasaan Belanda setelah VOC bangkrut.

Pada masa itu, Belanda membentuk sistem pemerintahan kolonial dan Sumedang menjadi salah satu kabupaten di Jawa Barat.

Sistem pemerintahan kolonial tersebut terus berlangsung hingga Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Setelah Indonesia merdeka, Sumedang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat.

0 Komentar