Terapkan PTM Terbatas dengan Prokes Ketat

Terapkan PTM Terbatas dengan Prokes Ketat
SEKOLAH LAGI: Para siswa SDN 2 Sleman Kecamatan Sliyeg mengikuti PTM terbatas dengan penerapan aturan prokes, kemarin. ANANG SYAHRONI/ RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
SLIYEG- Setelah berada di PPKM level 3, sejumlah sekolah dari tingkat SD hingga SLTA di Kabupaten Indramyu mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Salah satu yang menggelar PTM terbatas adalah SDN 2 Slemen, Kecamatan Sliyeg. Kendati menggelar PTM, pihak sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Bahkan, pihak sekolah membatasi jumlah siswa yang belajar hanya 50 persen dari jumlah siswa setiap rombongan belajar (rombel).
Kepala UPTD SDN 2 Slemen, H Nuriman SPd MSi mengatakan, pihaknya telah menerapkan PTM terbatas sejak dua hari yang lalu. Dikatakan Nuriman, yang kegiatan PTM sesuai dengan protokol kesehatan secara ketat baik untuk guru dan para siswanya.
“Jumlah siswa yang belajar di dalam kelas dibatasi hanya 50 persen dari jumlah siswa setiap kelasnya, dengan waktu belajar 1 jam. Setiap kelasnya hanya 50 persen dibagi dua shift pembelajaran,” ungkap Nuriman.
Dikatakan Nuriman, siswa didiknya belajar selama satu pekan, tapi hanya dibatasi 1 jam. “Setelah shift satu selesai langsung shift dua, jadi tidak ada jeda istirahat untuk hindari siswa berkerumun, selebihnya diberi tugas belajar di rumah,” terangnya.
Bagi siswa kelas satu yang masih diantar orang tua, pihaknya memberikan kebijakan diperbolehkan diantar. Akan tetapi, orang tua yang mengantar dilarang berkerumun.
“Untuk anaknya yang memang masih butuh ditemani orang tuanya ada kebijakan boleh ditunggu asalkan tetap patuhi aturan prokes, terapkan 5 M, dilarang berkerumun,” kata Nuriman.
Dengan jumlah jam belajar yang terbatas, pihak sekolah lebih mengutakan pelajaran-pelajaran akademik, terutana dua mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
“Semoga dengan mulainya PTM terbatas ini, bisa mengobati rasa kangen para siswa yang sudah hampir dua tahun belajar secara daring dan luring, kegiatan belajat bisa berjalan lancar, para guru juga punya tugas tambahan memastikan dalam proses belajar benar-benar sesuai prokes,” pungkasnya. (oni) 
 

0 Komentar