Ternyata, Trump Minta Bantuan Tiongkok

Ternyata, Trump Minta Bantuan Tiongkok
AJUKAN PERTANYAAN: Koresponden Gedung Putih CBS Paula Reid (kiri), memegang salinan buku John Bolton "The Room Where It Happened," saat mengajukan pertanyaan kepada Presiden Donald Trump selama pertemuan meja bundar dengan para gubernur mengenai pembukaan kembali usaha kecil Amerika, di State Dining Room Gedung Putih, Washington, Kamis (18/6). FOTO: AFP
0 Komentar

NEW YORK – Donald Trump ternyata pernah meminta bantuan Presiden Tiongkok Xi Jinping agar terpilih lagi pada pemilihan prEsiden Amerika Serikat November mendatang. Dia juga pernah menyatakan ingin menghentikan beberapa penyelidikan kriminal demi membantu sejumlah diktator.
Semua itu terungkap dalam buku berjudul “The Room Where It Happened: A White House Memoir” karya mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton.
Buku yang dirilis, Rabu (17/6) itu, mengungkap berbagai hal yang didengar dan disaksikan langsung oleh Bolton selama berada di Gedung Putih. Termasuik bagaimana Trump dicemooh oleh para penasihatnya.
Pemerintah AS telah melayangkan gugatan ke pengadilan untuk menghalangi buku Bolton beredar lebih luas. Washington berpendapat bahwa buku itu berisi informasi rahasia yang dapat menciderai keamanan nasional.
Sementara itu, Partai Demokrat mengkritik Bolton karena tidak mengungkapkan semua pengetahuannya dalam sidang pemakzulan Trump di DPR tahun lalu. Ketika itu, Bolton menolak bersaksi dan sempat mengancam akan mengambil langkah hukum jika DPR memaksa.
“Ternyata dia menyimpannya (kesaksian) untuk sebuah buku. Bolton boleh jadi seorang penulis, tapi dia bukan patriot,” twit anggota DPR AS dari Partai Demokrat Adam Schiff.
Bolton dalam bukunya memang menyinggug soal pemakzulan Trump. Menurut dia, Partai Demokrat seharusnya menggali lebih dalam pelanggaran-pelanggaran Trump ketimbang menggunakan skandal Ukraina sebagai fokus utama.
“Andaikan penasihat pemakzulan Demokrat tak terobsesi dengan serangan kilat Ukraina 2019, andaikan bersabar untuk menyelidiki lebih sistematis tentang perilaku Trump atas kebijakan luar negerinya yang menyeluruh, hasil pemakzulan mungkin berbeda,” tulis Bolton menurut nukilan dari bukunya yang diterbitkan Wall Street Journal. (ant/dil/jpnn) 

0 Komentar