Tidak Ada Mobilisasi Masa Kuwu ke DPRD

Tidak Ada Mobilisasi Masa Kuwu ke DPRD
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Mohamad Luthfi MSi. Foto: Samsul Huda/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Mohamad Luthfi MSi angkat bicara. Ia pun meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi di ruang rapat paripurna DPRD, Senin (8/6) lalu. Namun, ia membantah terjadi kericuhan saat audiensi bersama Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC). Termasuk mendiskreditkan salah satu partai politik.
“Audiensi hanya bagian menyampaikan aspirasi dari teman-teman FKKC. Namun, penyampaian aspirasi itu temponya tinggi. Jadi bukan ricuh. Cuma sebatas dinamika saja,” kata Luthfi, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (10/6).
Dia mengaku, sebagai sebagai pimpinan DPRD, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan Aan Setiawan saat talkshow. Sebab, Aan bagian dari lembaga DPRD yang tidak terpisahkan.
“Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya atas nama pimpinan lembaga mohon maaf atas kekeliruan anggota saya. Saya harap ini tidak terjadi lagi,” kata pria berkacamata itu.
Menurutnya, semua persoalan kode etik DPRD ada mekanisme sendiri. Artinya, semua persoalan yang terkait pelanggaran kode etik, akan diproses melalui tatib yang ada.
“Nah besok (hari ini, red) saya akan sidang perdana bersama BK untuk membahas persoalan Aan secara mendalam. Saya juga meminta BK untuk mempelajari persoalan Aan secara utuh,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu juga, politisi PKB itu mengaku, tidak ingin melibatkan persoalan Aan Setiawan masuk ke ranah partai politik. Sebab, semuanya murni persoalan DPRD. “Karena itu, kami tidak akan menanggapi yang berkaitan dengan partai politik,” jelasnya.
Dalam sidang nanti, Komisi IV pun akan dipanggil terlebih dahulu, untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Sementara, pihaknya sudah berkomunikasi dengan FKKC untuk berkompromi.
“Ya kita akui statemen Aan salah. Sebab, memberikan pernyataan di saat momen yang kurang tepat. Tapi, ini bagian dari ikhtiar kita memperbaiki kinerja kita ke depan,” tuturnya.
Luthfi menyampaikan, sebetulnya audiensi itu dibatasi dengan perwakilan kuwu sebanyak 20 orang. Namun yang hadir di luar dugaan.
“Kita memang undangannya halal bihalal. Kita siapkan makannya di ruang VIP. Dan ketika diajak makan, mereka tidak mau. Tetapi meminta audiensi,” imbuhnya.

0 Komentar