Turun Pantau CFD, Jubir: Perlu Evaluasi Bersama

Turun Pantau CFD, Jubir: Perlu Evaluasi Bersama
RAPID TEST MASSAL: Mabes Polri melalui Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) melakukan 1.000 rapid test massal di arena Car Free Day (CFD) usai kembali dibukanya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), Minggu (21/6). Pemeriksaan rapid test ini juga dalam rangka HUT Bhayangkara ke-74 dan HKGB ke-68. --OTO: ADEK BERRY/AFP
0 Komentar

PENYEBARAN wabah virus corona (Covid-19) masih masif. Terutama di daerah episentrum seperti Jakarta. Karena itu, ketika Car Free Day (CFD) di Jakarta dimulai lagi kemarin, Gugus Tugas Covid-19 pun turun melakukan pemantauan.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Achmad Yurianto langsung meminta pelaksanaan CFD di tengah pandemi Covid-19 dievaluasi. “Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta. Kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” papar Yuri –sapaan Achmad Yurianto– saat jumpa pers di Media Center Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (21/6).
Physical distancing, sambung Yuri, mutlak dilaksanakan. Termasuk protokol kesehatan yang lain seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Selain pelaksanaan CFD di Jakarta, Yuri juga mengungkapkan bahwa protokol kesehatan physical distancing juga masih belum tertib dilakukan masyarakat, seperti yang terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
“Beberapa bandara yang melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini terutama yang mengarah ke Pulau Jawa, kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian. Kita masih melihat banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” ungkap Yuri.
Dikatakan, meski masyarakat telah tertib menggunakan masker, akan tetapi menjaga jarak merupakan rutinitas yang penting dan perlu dilaksanakan, terutama ketika berada di ruang publik. “Meskipun, sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker, tapi sekali lagi, physical distancing adalah sesuatu yang perlu,” imbuh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI itu.
“Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama. Karena kita tidak mungkin secara parsial, secara sepotong-sepotong, melakukan pendekatan untuk pengendalian penyakit ini. Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, tidak terhenti. Semangat kita, gotong royong, menjadi penting untuk saling melindungi, saling menjaga agar penularan ini bisa kita hentikan,” lanjutnya.
Yuri juga memaparkan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per Minggu (21/6) jadi 45.891 setelah ada penambahan sebanyak 862 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 18.404 setelah ada penambahan 521 orang. Sementara untuk kasus meninggal menjadi 2.465 dengan penambahan 36.

0 Komentar