Waspada Kejahatan Bermodus Cinta di Dunia Maya, Incar Ibu-ibu

apr-box-Lina Tarigan WSC
BELA KORBAN: Lina Tarigan rajin mengadvokasi korban dari permainan media sosial melalui lembaga Waspada Scammer Cinta. Foto: Dokumen/Radar Cirebon
0 Komentar

ROMANSA cinta di dunia maya ternyata bisa berujung pada tindakan kejahatan. Itulah yang kini menjadi salah satu modus cyber crime di media sosial. Mirisnya, sebagian besar korban adalah ibu-ibu atau single parents sampai TKI.
Dicetuskan oleh Bunda feydown sebagai salah satu aktivis wanita Indonesia yang bermukim di Australia, Waspada Scammer Cinta hadir sejak 2012. Banyaknya kejahatan dunia maya yang korbannya wanita, menjadi latar belakang komunitas ini hadir. Sampai akhirnya tahun 2017, Lina Tarigan pun hadir sebagai salah satu aktivis yang aktif di Cirebon.
Lina mengaku sangat prihatin dengan semakin banyaknya scammer cinta dunia maya ini. Budak cinta atau bucin adalah salah satu scammer ini bisa terjadi. Kebanyakan korbannya adalah ibu-ibu usia rentan 30 hingga 60 tahun.
Sebagain besar modus ini terjadi di facebook sebanyak 60%, instagram 30%, dan 10% nya dating apps. Rata-rata korbannya adalah ibu rumah tangga, single parent, hingga TKI/TKW. “Di tahun 2020, data kami di Ciayumajakuning sendiri kerugian dari korban yang melapor pada kami mencapai Rp200 juta dengan korban rata-rata TKW/TKI dan IRT,” ungkapnya.
Modus dalam scammer cinta ini, biasanya pelaku menggunakan foto orang lain untuk membuat sebuah akun. Biasanya menggunakan foto pria berparas tampan dengan profesi dokter, TNI, polisi, pengusaha, hingga pengacara. Pelaku juga biasanya akan mengaku duda yang ditinggal oleh istri atau memiliki satu anak.
Modusnya, ia menambahkan pertemanan dengan banyak ibu-ibu. Jika cermat, biasanya foto-foto di media sosialnya hanya beberapa dan jika ditelaah lebih dalam lagi biasanya postingan fotonya hanya banyak dalam satu waktu dan tak pernah posting lagi dalam jangka waktu panjang. Ini karena foto tersebut bukan asli milik pelaku. Jika melihat followers-nya, biasanya 90% perempuan dan biasanya ibu-ibu. Kemudian ia selalu komen filtring di akun ibu-ibu.
“Mereka juga membuat circle pertemanan dengan timnya, seolah korban merasa pelaku memiliki circle pertemanan yang baik dan nyata. Padahal mereka tim dalam scammer ini,” paparnya.
Saat sudah mendapatkan respons dari korban, pelaku scammer pun akan memberikan perhatian lebih selama 1 x 24 jam. Lalu mendekati dengan spiritual, sembari mengingatkan kegiatan agama. Kemudian memberikan kenyamanan. Nyaman dan membangun trust biasanya terjadi dalam seminggu,. Saat ini sudah berhasil pada korban, tingkat selanjutnya korban dan pelaku mulai memiliki panggilan sayang.

0 Komentar