Naik Kelas Asalkan Pindah Sekolah

Ketua-Komisi-IV-DPRD-Kuningan-Tresnadi
KLARIFIKASI: : Ketua Komisi IV DPRD Kuningan Tresnadi, saat mengklarifikasi pihak SMAN 1 Cidahu, terkait adanya siswa yang tidak naik kelas dan dipersoalkan oleh orang tua. Foto : Istimewa
0 Komentar

“Saya kan bagian kesiswaan, itu di gerbang dia tidak pakai kaos kaki, saya beliin. Cuma tiga hari empat hari gak pakai lagi,” ujarnya.
Puncaknya, kata Asep, sebelum pandemi Covid-19, sekitar Januari 2020 sekolah masuk, AFMK sempat masuk sekolah, namun hanya 2 hari. Akhirnya AFMK tidak masuk sekolah sampai kurang lebih 10 hari tanpa alasan.
Asep mengkonfirmasi soal AFMK kepada wali kelasnya lewat WA. Saat wali kelas mengkonfirmasi kepada orang tua AFMK, ada alasan yang bersangkutan sakit. Akhirnya, pihak sekolah pun menjenguk ke rumah AFMK, terdiri dari Asep bersama wali kelas, BPBK dan guru.
“Ternyata di rumahnya itu dia tidak sakit, dia lagi menjemur pakaian di depan. Saya tanya dia, kenapa gak sekolah, saya tanya juga ke ibunya, jawabnya sudah disuruh sekolah tapi dia tidak mau. Enteng jawabannya. Akhirnya saya komunikasi dengan ibunya, dengan AFMK sendiri, bahkan ada rekamannya, saya rekam pembicaraan itu. Sekolah memberi kesempatan lagi ke AFMK untuk masuk sekolah, ada kebijaksanaan,” terang Asep.
Dijelaskan Asep, pihak sekolah sudah berupaya keras agar AFMK bisa kembali masuk sekolah dengan mengubah sikap. Namun upaya tersebut sama sekali tidak berhasil, karena AFMK ternyata hanya beberapa hari saja masuk sekolah (Januari sebelum Covid-19).
“Kayaknya motivasi sekolah dari anaknya itu sudah tidak ada, dia males. Tas juga disimpan di sekolah, ada di saya. Tas, buku, topi, dasi. Dia berangkat dari rumah mungkin cuma membawa pakaian yang ada di badan, nyampe ke sekolah juga enggak. Kadang-kadang sudah nyampe sekolah hilang lagi, enteng saja,” tutur Asep.
“Harus bagaimana kita, sudah melakukan berbagai cara. Kita sudah mengelus-elus istilahnya ya, kasihan orang tua, itu kan pengen sekolah. Anaknya sih kelihatannya diem,” imbuhnya.
Hal itulah, kata Asep, yang menjadi pertimbangan pihak sekolah tidak menaikkan kelas AFMK. Ditambah lagi persoalan nilai, karena AFMK masuk sekolah hanya 2 hari hingga kemudian ada pandemi Covid-19.
“Kelas X dan XI ada UKK (Ujian Kenaikan Kelas), kalau kelas XII tidak ada karena soal dari pusat, tidak ada UN pun lulus. Nah, kalau kelas X dan XI itu ada UKK, soalnya dari Bapak Ibu guru lewat daring. Dia ada beberapa mata pelajaran yang tidak ikut, mungkin 80 persen dia tidak mengikuti. Jadi, mau nilainya dari mana, sehari-hari tidak ada, nilai UKK tidak ada,” sebut Asep.

0 Komentar