Ruang Kreatif Ahmad Djuhara: Lebih Baik Berebut Tempat daripada Kosong

Ruang Kreatif Ahmad Djuhara: Lebih Baik Berebut Tempat daripada Kosong
0 Komentar

Kang Emil tak ingin gedung yang baru diresmikan sampai kosong. Alias tidak digunakan. Ia lebih baik melihat berebut tempat ketimbang tidak ada yang mau datang. Dengan catatan: tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. “Jangan sampai ruang kreasi ini tidak dipakai. Mending berebut daripada kosong tidak ada yang mau datang. Silakan mau pameran batik, olahraga, kesenian, seminar apapun selama tujuannya baik,” ucapnya.
Ruang Kreatif Ahmad Djuhara, kata Kang Emil, didirikan untuk meningkatkan kualitas peradaban bangsa. Yakni dengan menginvestasikan semua yang dimiliki untuk kemajuan generasi muda. “Kalau Indonesia mau jadi bangsa kuat, maka dari sekarang kita harus investasikan semua yang kita punya untuk kemajuan generasi muda,” bebernya.
Istri Ahmad Djuhara yang juga arsitek, Wendy Djuhara, berkeinginan ruang kreatif tersebut menjadi wadah bagi komunitas kreatif Ciayumajakuning mempertahankan budaya dan kesenian yang sudah ada sekaligus menciptakan produk seni budaya yang baru.
“Kami ingin memberikan wadah untuk berkarya bagi komunitas kreatif Cirebon dan sekitarnya. Cirebon sudah terkenal sejak dahulu dengan berbagai produk budaya dan seninya. Baik dari batik, kerajinan, seni tari, kuliner yang khas, bahkan sampai arsitekturnya,” katanya.
Wendy berharap produk budaya yang baru dapat menggerakkan kembali ekonomi di Jabar. Melalui tangan-tangan kreatif dan terampil. Sehingga Cirebon semakin dilirik. Juga diimpikan adalah menjadi tujuan pariwisata lokal dan nasional bahkan dunia.
Sementara Arsitek Deddy Wahjudi mengatakan, penamaan Gedung Creative Center dengan nama arsiteknya sangat tepat. Bukan terkait otoritas seorang Gubernur untuk menentukan nama. Tapi lebih untuk mengenang jasa. Apalagi itu merupakan karya terakhir Ahmad Djuhara.
Arsitek revitalisasi Monas itu mengatakan, nama tersebut membawa spirit bagi tempat itu. Yakni idealisme Ahmad Djuhara untuk memperjuangankan konsistensi arsitek di level nasional. Bukan hanya tentang kontribusi arsitek dalam kontruksi. “Tapi kualitas terbangunnya, spirit itu yang saya rasa perlu untuk menjadi bagian dari roh ruang kreatif ke depannya,” jelasnya.
Ia bercerita, semasa hidup Ahmad Djuhara betul-betul pasang badan berada di garda terdepan untuk arsitek Indonesia serta bidang kreatif lainnya. Beliau pernah menyampaikan, sebagai arsitek, intensitas waktunya akan banyak berpikir soal desain.

0 Komentar