Sederet musisi lawas seperti Wahyu OS, Dian Piesesha, Connie Dio, Uman Mell Voice, hingga Maya Angela pernah singgah. Dian Piesesha pernah menyempatkan tampil dan bernyanyi di rumah Udin.
Bahkan di beranda lantai 2 rumah Udin lirik lagu Dian Piesesha terukir di kaca. “Malam ini tak ingin aku sendiri. Kucari damai bersama bayanganmu. Hangat pelukan yang masih kurasa. Kau kasih, kau sayang.”
Soal hobi mengoleksi kaset, Udin mengaku, sejak SMP sekitar tahun 1985 sudah membeli kaset lagu-lagu yang disukainya.
Koleksi itu pun bertambah seiring waktu. Hingga kemudian dia memutuskan untuk membuat semacam tempat penyimpanan, yang bisa juga dilihat orang lain. “Awalnya hanya dikumpulin saja, lama-lama banyak juga,” tutur dia.
Hingga kini, Udin masih aktif berburu kaset. Minggu (29/5) dia baru saja ke Jakarta untuk berburu kaset di Blok M, hingga Pasar Loak Jatinegara.
Tak hanya mengoleksi kaset, baju panggung, hingga barang-barang lainnya, Udin juga mengabadikan tulisan tangan dirinya yang berisi lirik lagu. Sampai terkumpul beberapa buku.
“Zaman dulu kan lirik lagu tidak ada di internet. Jadi saya tulis, biasanya dulu ada di RRI,” katanya.
Tulisan-tulisan itu terdiri dari beberapa buku. Bahkan kertasnya sudah menguning. Udin pun baru berhenti menulis lirik tersebut tahun 2000.
Lagu terakhir yang dia tulis di buku tersebut berjudul “Pamit”. Lagu yang sempat dinyanyikan Broery Marantika sebelum wafat. “Ini lirik lagu terakhir yang saya tulis,” ucap dia.
Tak seperti lirik lagu itu, Udin tak pernah mengucap pamit pada hobinya. Kaset-kaset jadul itu, masih tetap diburu, ke manapun untuk menambah koleksinya yang hingga kini sudah seperti museum mini. (*)