Sayangnya, selama dua tahun berjalan, opersional BRT dengan rute koridor pertama masih menunjukkan hasil yang jauh dari harapan.
Tarif yang terbilang ekonomis karena disubsidi APBD, belum mampu menaikkan animo penumpang memanfaatkan moda transportasi massal ini.
Seperti tak ingin menyerah, pemkot melalui BUMD dan perangkat daerahnya yang mengelola bus BRT, membuat rancangan baru melalui koridor dua.
Baca Juga:Manfaat Memakai Air Mawar untuk Perawatan Kecantikan, Simak Petunjuk Pemakaiannya, Ini 4 Cara Menggunakan Air Mawar yang Tepat, Hasilnya BIKIN PANGLING!Ini 5 Polisi Penerima Hoegeng Awards 2023, Salah Satunya Kapolresta Bandung
Sekda Kota Cirebon Drs Agus Mulyadi MSi bahkan menilai jika rute yang disiapkan untuk opersional BRT kordidor dua ini lebih akomodatif.
Karena, kata Agus, mampu melayani terhadap kebutuhan masyarakat, terutama di kawasan pelosok selatan Kota Cirebon, yang selama ini belum terlayani angkutan umum.
“Untuk sementara, rute koridor pertama dinonaktifkan dulu. Lalu kita lihat perkembangan, apakah nanti koridor dua lebih baik dari koridor satu,” sebutnya.
Berdasarkan hasil kajian, sambung dia, koridor dua bisa memfasilitasi masyarakat yang ada di wilayah selatan. Karena dari kawasan tersebut akan melayani hingga ke pusat ekonomi niaga atau area pusat lain yang jadi jantung wilayah Kota Cirebon.
“Jangkauannya lebih luas dan lebih banyak wilayah yang terlintasi. Sehingga seluruh masyarakat bisa mengakses BRT ini. Infrastukturnya tengah kami persiapkan. Target pada hari jadi Cirebon BRT koridor dua kami resmikan,” sebutnya.
Menurutnya, alasan koridor satu dihentikan sementara karena keterbatasan anggaran. Karena saat ini anggaran subsidi yang disediakan buat opersional BRT, baru bisa dilakukan sebesar Rp1,5 miliar di APBD 2023.
“Kalau nanti koridor dua (BRT di Kota Cirebon) menguntungkan PAD, maka kami salurkan untuk beroperasinya armada di koridor satu,” papar Agus Mulyadi. (ade)