Welas Asih Itu Bukan Bahasa Sunda, KDM Tuai Kritik Tajam, Usai Ganti Nama RS Al Ihsan

rsud al ihsan
RSUD Al Ihsan yang akan ganti nama menjadi Welas Asih. Foto: RSUD Al Ihsan - tangkapan layar radarcirebon.id
0 Komentar

Dia menguraikan, RS Al Ihsan ini didirikan pada 15 Januari 1993. Pendirinya adalah 6 tokoh ulama melalui Yayasan Al Ihsan yang dibangun dari dana umat.

Mereka adalah HM Ukman Sutaryan, HMA Sampoerna, dan H Agus Muhyidin. Juga. KHR Totoh Abdul Fatah, KH Ahmad Syahid dan HM Soleh MM.

Diutarakan, tujuan pembangunan RS Al Ihsan itu sangat mulia dan konkret. Agar masyarakat kecil bisa mengakses kesehatan yang layak, murah, dan bermartabat. “Tahun segitu para ulama dan tokoh umat sibuk bangun fasilitas untuk rakyat,” tegasnya lagi.

Baca Juga:Kertajati Kian Merana, Harta Karun Tersembunyi Itu Justru Jadi PetakaHanya Dalam 43 Detik, Little Boy Itu Lenyapkan Kota Hiroshima

Akun tersebut juga mempertanyakan kesibukan KDM ketika itu. “Mungkin masih sibuk urus kampus swasta sambil bawa rumput buat kambing. Tapi anehnya, sekarang beliau yang merasa paling berhak mengganti namanya,” sindir dia.

Disebutkan, peletakan batu pertama RS tersebut terjadi pada 11 Maret 1993, bertepatan dengan 17 Ramadhan. Ada ulama, ormas, dan beberapa pejabat hadir. “Tapi nafasnya satu: ini amal umat. Bukan proyek narsis birokrat,” sindirnya lagi.

Kopidiyyah pun tidak hanya menyoal pergantian nama RS Al Ihsan. “Ini bukan soal satu nama rumah sakit.Ini soal pola pikir: menghapus simbol-simbol Islam dengan alasan lokalisasi,” sebutnya.

Dalih pergantian nama itu biar lebih “nasional”, “budaya”, atau “kearifan lokal”. Tahun 2015, KDM juga pernah menawarkan untuk mengunakan salam “Sampurasun” daripada Assalamualaikum.

Ketika itu pernyataannya mendapat kritik keras dari Masyarakar. Bahkan diplesetkan menjadi “Campurracun.” Ulama yang menolak bukan karena mengharamkan salam daerah, tapi lebih mengindari sekulerisasi antiagama.

“Ucapan Sampurasun itu baik. Rahayu di Jawa itu baik. Horas dalam bahas Batak juga baik. Selama tidak dijadikan alternatif penganti salam Assalamualaikum,” tulisnya.

Dia pun mengajak menengok masa lalu. Mengganti nama “Al Ihsan” dengan alasan “bukan budaya Sunda” mungkin terdengar sepele. Tapi dalam sejarah, sudah pernah melihat pola seperti ini. Dan akibatnya fatal.

Baca Juga:7 Tokoh Revolusi Iran Ini Bernasib Tragis, Hanya Tersisa Ayatulloh KhomeiniMiliter China Kembangkan Drone Sebesar Nyamuk, Tak Terdeteksi Radar Konvensional

“Mari kita tengok Turki tahun 1920-an. Negara yang sebelumnya jadi pusat Khilafah Islam selama 6 abad,” begitu dia menyontohkan.

0 Komentar