Dia pun bertanya balik: Sejak kapan “Welas Asih” itu bahasa Sunda? Kalau benar cinta budaya Sunda, mestinya paham. Bahwa dalam bahasa Sunda, kasih sayang itu disebut “kanyaah” atau “nyaah.”
Contoh sederhana: “Indung nyaah ka anakna”. Artinya Ibu menyayangi anaknya. “Kuring boga rasa kanyaah ka maneh”. Berarti aku punya rasa sayang padamu
Lalu “Welas”? Itu kata Jawa “Asih”? Itu juga kata Jawa. Dan lebih dalam lagi kata “Asih” ternyata punya akar dari bahasa Sansekerta: “Āśīḥ” yang artinya doa baik, berkah atau kasih.
Baca Juga:Kertajati Kian Merana, Harta Karun Tersembunyi Itu Justru Jadi PetakaHanya Dalam 43 Detik, Little Boy Itu Lenyapkan Kota Hiroshima
Kata Welas sudah tertulis dalam Kitab Ramayana, Bharatayuda, Kidung Harsawijaya, dan Ghatotkacasraya. Sedangkan kata Asih, tertuang dalam Babad Tanah Jawi dan Kidung Langit Ing Wengi karya Sunan Kalijaga.
Ini semua asli Bahasa Jawa. Silakan cek kamus Zoetmulder. Jadi kalau mau jujur, nama “Welas Asih” itu bukan nama khas Sunda. Bukan bahasa ibu urang Parahyangan. Tapi justru adopsi dari luar. Dari Jawa. Bahkan dari India.
Mengangkat budaya Sunda bukan berarti membuang Islam. Padahal kalau ditelusuri, budaya Sunda tidak pernah alergi terhadap Islam. Sunda itu dibesarkan pesantren, bukan disekolahkan Barat.
Sunda mengenal Nyi Mas Ratu Bagus, KH Abdul Halim, Ajengan Sukapura, dan para ulama sufi. Sunda menghafal Qur’an sejak kecil. Sunda merindukan Ihsan, bukan cuma Welas Asih.
Sunda dibesarkan oleh pesantren. Dijaga oleh ulama. Dihormati oleh orang-orang yang bersujud, bukan oleh orang orang yang hasud.
Sunda tidak takut pada kata “Al Ihsan.” Justru dari tanah Sunda lahir para penghafal Qur’an, pendakwah tangguh, dan penjaga aqidah.
“Saya pribadi sebenarnya nggak punya masalah dengan Dedi Mulyadi bahkan ketika dulu beliau pernah secara terbuka mengaku bukan Islam dan memilih keyakinan Sunda Wiwitan. Itu hak beliau. Itu keyakinan beliau. Kita nggak usah masuk ke ranah itu,” tegasnya.
Baca Juga:7 Tokoh Revolusi Iran Ini Bernasib Tragis, Hanya Tersisa Ayatulloh KhomeiniMiliter China Kembangkan Drone Sebesar Nyamuk, Tak Terdeteksi Radar Konvensional
Tapi hari ini, KDM sedang diserahi amanah. Memegang kuasa atas fasilitas publik. Mewakili rakyat yang mayoritas Muslim, yang dulu ikut membangun rumah sakit ini dengan harap dan doa.