Wilayah Timur Cirebon, Tanah Seribu Pabrik

banyak pabrik di wilayah timur cirebon
Lalu lintas kendaraan di Ciledug. Banyaknya pabrik, terutama di Ciledug dan Pabedilan, membuat kawasan itu semakin ramai dan padat kendaraan saat masuk maupun jam bubaran kerja. Foto: deni hamdani-radar cirebon.
0 Komentar

“Kunci utamanya adalah investasi dan pelatihan. Saat ada perusahaan baru, peluang kerja meningkat. Tinggal bagaimana kita siapkan SDM yang kompeten,” tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Pabedilan, Wandono, mengatakan ada tujuh pabrik yang beroperasi di Kecamatan Pabedilan. “Dari tujuh pabrik itu, yang mempunyai karyawan lebih dari 20 ribu hanya Long Rich,” ujar Wandono.

BUTUH PENGAWASAN DAN PENATAAN

Kendati makin tumbuh, tapi WTC butuh pengawasan dan penataan dari pemerintah. Saat ini mulai muncul kekhawatiran; pertumbuhan ini akan menimbulkan masalah baru.

Baca Juga:Apresiasi Penertiban, Jubir Keraton Kanoman: Tak Ada Tarif ZiarahCukup! ‘Aja Adol Maesan’ di Kawasan Makam Sunan Gunung Jati

Seperti disampaikan Raden Hamzaiya Shum, pengamat sosial yang juga warga WTC. Ia mencontohkan wilayah Jatiseeng, Kecamatan Ciledug. Saat ini berubah jadi miniatur pertumbuhan urban baru.

Dalam radius tidak terlalu luas, tersedia berbagai pilihan hiburan. Mulai tempat karaoke, hotel, pusat perbelanjaan, sentra kuliner, hingga proyek kafe baru yang sedang dalam pembangunan. “Tanpa regulasi dan pengawasan yang kuat, maka yang tumbuh bukan hanya investasi sehat, melainkan juga potensi masalah sosial,” ujarnya, belum lama ini.

Dia mengatakan pemerintah daerah kurang melakukan pengawasan dalam sektor industri hiburan yang kini mulai menjamur. Ia menyebut sejumlah tempat karaoke yang ditengarai menyediakan layanan LC (ladies companion), serta maraknya rumah kos yang diduga disalahgunakan sebagai tempat praktik prostitusi terselubung.

“Fenomena kostan esek-esek dan karaoke yang menjurus ke praktik prostitusi harusnya menjadi perhatian. Jangan sampai kita hanya berbicara soal investasi, tapi menutup mata terhadap degradasi sosial yang sedang mengintai,” sebutnya.

Ia juga menyentil pemda yang lamban memperbaiki infrastruktur jalan di WTC. Padahal, industri di sana menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar. “Tapi lihatlah sekelilingnya, infrastruktur jalan masih rusak, berlubang dan PJU mati di banyak titik,” ujarnya.

Dia mengatakan, pertumbuhan WTC seharusnya jadi peringatan bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon agar tidak hanya menjadi penonton. “Makanya saya bilang perkembangan WTC terkesan tanpa komando. Tumbuh bukan karena hadirnya pemerintah, tapi akibat kebutuhan pasar,” terangnya.

Ia juga menekankan soal aturan menggunakan tenaga kerja lokal. “Jangan hanya izinkan bangunan berdiri, tapi lupa menyiapkan aturan main yang memihak warga. Penyerapan tenaga lokal harus diwajibkan. Kalau tidak, masyarakat hanya jadi penonton dari kemajuan di tanahnya sendiri,” tambahnya.

0 Komentar