RADARCIREBON.ID – Salah satu program unggulan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi adalah Piala Anugerah Panca Waluya.
Program sosok yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu, di antaranya adalah soal “satu kelas satu toilet” di sekolah-sekolah yang ada di Jawa Barat.
Namun demikian, banyak kepala daerah yang belum sanggup merealisasikan program KDM tersebut dalam waktu dekat.
Baca Juga:Kata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang TuaAkibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang Anjlok
Di antara yang belum sanggup adalah Walikota Cimahi, Ngatiyana. Program itu sulit terlaksana dalam waktu dekat ini, karena berbagai hal.
“Masalah kalau 1 ruang harus ada toilet itu kan tentu harus ada lahan dan sebagainya,” ungkap Ngatiya.
Dia pun akan melihat kondisi obyektif di lapangan. “Yang jelas di sekolah ini ada MCK yang representatif dan bersih,” ujar Ngatiyana.
Seperti diketahui, Piala Anugerah Panca Waluya adalah program yang diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat KDM. Tujuannya untuk memberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah yang berhasil menjaga kebersihan.
Di antara sekolah yang mampu mengelola sampah secara mandiri dan terintegrasi. Demi meningkatkan kebersihan dan sanitasi di lingkungan sekolah. Dalam proggam tersebut di antaranya tentang 1 kelas 1 toilet.
Program ini sejalan dengan gerakan kebersihan “Mahkota Binokasih”. Bertujuan untuk membentuk karakter siswa dalam mengelola sampah.
Menurut Ngatiyana, pihaknya akan fokus untuk melakukan rehabilitasi terhadap sekolah SD dan SMP. Selain rehab, ada juga penambahan ruang kelas hingga rencana pembangunan gedung sekolah baru.
Baca Juga:KDM Minta Cari Dokumen Tata Ruang Zaman Kolonial, Sebut yang Sekarang KacauKDM Kena Tipu, Diprank Anak-anak 'Bau Kencur', Ternyata Gegara Ini
Di Kota Cimahi, katanya, masih ada sejumlah sekolah menengah pertama baru yang belum memiliki gedung sendiri. Sekolah-sekolah itu harus menumpang di gedung sekolah dasar.
“Kita menyiapkan saja dulu sekolah untuk proses belajar mengajar bisa tertampung,” kata Ngatiyana. Masih belum merealisasikan program 1 kelas 1 toilet.
Sebenarnya program 1 kelas 1 toilet itu sudah lama digagas KDM. Program itu sudah dicetuskan pada tahun 2012 ketika dia menjabat Bupati Purwakarta.
KDM ketika itu mengatakan di 2012 pemerintah mulai mengubah tata kelola sekolah yang tidak lagi pada pendekatan formal. Pendekatan dibuat secara lebih familiar melalui konsepsi sederhana.
Program yang bakal menjadi prioritasnya yakni dengan membangun satu kelas satu toilet. Pola tersebut, memfokuskan pada kebersihan kelas, kreativitas siswa, serta sarana toilet.