Kasus ini menjadi perhatian publik setelah sebuah video berdurasi 2 menit 19 detik beredar luas di media sosial. Video tersebut menampilkan DS, NAS, dan beberapa rekan mereka dalam kondisi ruangan gelap, dengan ekspresi ketakutan, memohon pulang, dan berulang kali meminta pertolongan.
Suasana mencekam dalam video tersebut memperkuat dugaan bahwa para korban berada dalam tekanan dan ancaman serius dari kelompok pelaku perdagangan orang.
Informasi sementara menunjukkan bahwa DS awalnya berangkat ke Kamboja setelah menerima tawaran pekerjaan sebagai admin judi online. Namun setelah tiba di lokasi, kondisi kerja jauh dari yang dijanjikan. Para korban diduga dipaksa bekerja dalam tekanan dan mengalami perlakuan tidak manusiawi.
Baca Juga:Penetapan Ketua DPC PDIP Kuningan Ditargetkan 8 DesemberPesik Juara 3 Liga 4 Seri 1, Bupati Kuningan Ingin Perkuat Lini Serang dan Gelandang
DS bahkan menjadi korban pemukulan menggunakan batang besi ketika berupaya melarikan diri. Luka yang dialaminya meliputi bagian kepala dan kaki. Sementara itu, NAS turut mengalami tekanan psikologis yang berat akibat intimidasi dan situasi kerja yang tidak aman.
Pemkab Kuningan menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses pemulangan hingga seluruh korban tiba dengan selamat di Indonesia. Pemerintah daerah, kepolisian, dan jaringan relasi internasional yang terlibat akan tetap melakukan pemantauan intensif hingga persoalan ini tuntas. (ags)
