Alasan Mengapa Kota Cirebon Perlu Serius Menanam Mangrove

mangrove-kota-cirebon
Kawasan muara sungai di Pesisir Pantai Kota Cirebon yang minim terlindungi oleh tanaman mangrove. Insert: Fauna di pesisir pantai Cirebon. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Mangrove merupakan lokasi yang sangat baik sebagai tempat pemijahan ikan, udang, dan biota air lainnya. Menyelamatkan tanaman bakau ini, adalah sebuah langkah besar melindungi pantai Kota Cirebon yang panjangnya hanya 7 kilometer.

PERTENGAHAN tahun, sejumlah wilayah pesisir Kota Cirebon diterjang rob. Hampir seminggu air pasang memasuki kawasan permukiman warga di Kelurahan Panjunan, dan Lemahwungkuk.
Warga di kawasan tersebut seolah telah terbiasa dan menganggapnya sebagai peristiwa tahunan. Terutama saat siklus bulan purnama berada pada puncaknya.
Kota Cirebon selayaknya kawasan pantai di pesisir utara memang memiliki karakteristik tersendiri. Astjario dan Harkins  (2005) melaporkan bahwa secara geologi pesisir Cirebon terletak di kaki terendah  Gunung Ciremai dan kawasan pantai utara yang sangat dinamis.
Kawasan muara-muara sungai yang cenderung mengalami akrasi dikarenakan perubahan morofologi dari dataran tinggi hingga dataran rendah, dengan jarak yang relatif pendek. Hal ini mendorong tingkat erosi dan aliran sungai yang kuat, sehingga akrasi tidak bisa dihindari.
Tipe pantai Kota Cirebon umumnya substrat dengan ciri berlumpur, dan berair keruh. Kondisi ini tidak lepas dari bermuaranya sejumlah sungai yang membawa sedimen lumpur hitam kecoklatan. Sedimen yang terbawa arus menyebabkan pendangkalan dan akrasi di muara.
Lebih jauh, sedimen yang tersebar ke arah laut meningkatkan kekeruhan air dan pendangkalan. Penelitian mengenai perubahan garis pantai juga dilakukan oleh Rositasari et al. (2011) dari tahun 2008  sampai 2009. Di mana dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sepanjang daerah pesisir Cirebon  telah mengalami perubahan garis pantai berdasarkan fenomena sedimentasi dan erosi.
Selain fenomena alam, persoalan di pesisir pantai juga diperkeruh dengan aspek sosial. Tanah timbul, permukiman liar dan sampah.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, beberapa hutan mangrove justru mengalami kerusakan. Terutama di Pantai Kesenden. Sementara sisa hutan mangrove yang ada tinggal di Kesunean Selatan dengan luas 9 hektare dan di Pantai Kejawanan dengan luas 4 hektare.
Kepala DLH Kota Cirebon, Drs H RM Abdullah Syukur MSi mengungkapkan, panjang garis pantai Kota Cirebon yang hanya 7 kilometer. Namun, kurang perlindungan terutama dari tanaman mangrove. “Banyak yang kondisinya rusak,” kata Syukur, kepada Radar Cirebon, Minggu (26/7).

0 Komentar