Bahan Pangan Jelang Ramadhan, Pedagang Cirebon: Harga Pasti Naik

pangan-jelang-ramadhan
Bahan pangan jelang Ramadhan, Pedagang Cirebon: harga pasti naik. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

Suheri, pedagang tomat, juga telah memprediksi harga-harga bakal naik jelang Ramadhan.

Ramadhan tahun kemarin, jelasnya, harga tomat tembus Rp12 ribu/kilogram. Padahal normalnya Rp7-8 ribu saja.

Bahkan di saat musim hujan berkepanjangan harga tomat bisa lebih tinggi.

Baca Juga:IB Fest 2.0 Ibnu Khaldun Dibuka Bupati CirebonJelang Ramadhan Maret 2023, Pemkot Cirebon Antisipasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

“Kalau cuacanya jelek, ngga ada panas, petani gagal panen. Saat kelangkaan itu harga tomat naik, bisa sampai Rp18 ribu,” ungkapnya.

Sama dengan harga cabai, harga tomat saat Natal dan tahun baru 2023 turun drastis.

Pria yang akrab dipanggil Suhe itu menyebutkan, sebabnya karena akhir tahun kemarin waktunya panen raya. Sehingga stok melimpah.

“Tomat banyak, setiap daerah ada. Jadi (akhir tahun 2022, red) harga jatuh,” tukasnya.

Selain kiloan, Suhe menjual tomat dalam kardus. Satu kardus 25 kilogram. Per kilogram Rp5 ribu. “Minimal beli satu kardus, Rp125 ribu,” terangnya.

Selain itu ia juga menjual tomat dalam peti. Tentu dengan bobot yang lebih besar.

Pemkot Cirebon Mulai Gerak Antisipasi

Jelang Ramadhan pada Maret 2023, Pemkot Cirebon juga sudah gerak mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok.

Baca Juga:Pemeriksaan USG Kandungan, Rutin di RS Sumber Waras CirebonDisorot, BBWS Cimancis Akhirnya Gerak Keruk Sungai di Gegesik Cirebon

Artinya, stabilisasi ketersediaan pasokan dan harga pangan jelang Ramadhan 2023 jadi perhatian Pemkot Cirebon.

Antisipasi ini di tengah kekhawatiran harga beras yang akan naik. Jadi, pemerintah daerah, termasuk Pemkot Cirebon, dituntut punya jurus jitu menekan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan.

Pemkot Cirebon bergerak melalui Gerakan Pangan Murah (GMP) yang sudah digelar serentak di 5 kecamatan di Kota Cirebon.

Sekda Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi menjelaskan, GPM sengaja dipusatkan di masing-masing kecamatan. Agar lebih dekat kepada masyarakat. Mudah dijangkau. Tak tumpang-tindih di satu kecamatan tertentu. Tentu, harga jual komoditas di program ini lebih terjangkau.

0 Komentar