Giliran Panen Padi, Produksi Turun Diserang Hama Tikus dan Burung

panen-padi
Areal persawahan di wilayah Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu mulai memasuki musim panen padi. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Musim panen padi terus merembet. Setelah Kecamatan Gantar, kini giliran tetangganya yakni Kecamatan Haurgeulis.

Panen padi mulai berlangsung di sejumlah desa. Yakni Desa Tumaritis, Wanakaya dan sebagian Desa Sukajati.

Hanya saja, mayoritas petani disana tak bisa menuai hasil panen padi yang maksimal.

Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kabupaten Indramayu, Selasa 28 Februari 2023Jadwal Sholat untuk Kabupaten Cirebon, Selasa 28 Februari 2023

Pasalnya, sejak menjelang panen padai, berbagai macam hama malah menyerang. Seperti hama tikus dan burung. Akibatnya, produksi hasil panen padi menurun.

“Ya, produksi panen padi musim rendeng ini menurun akibat serangan hama tikus dan burung,” kata dia kepada Radarcirebon.id, Selasa (28/2).

Dia mencontohkan hasil panen padi yang didapat para petani di Desa Tumaritis dan Wanakaya.

Hanya mendapatkan rata-rata 5-6 ton gabah per hektare. Padahal biasanya, panen padi mencapai di atas 7 ton per hektare.

Serangan hama, diakuinya masif terjadi. Imbas musim panen padi yang tidak serentak. Petani sampai kewalahan. Berbagai cara sudah dilakukan.

Mengendalikan hama tikus, petani rutin melakukan gropyokan. Sedangkan meminimalisir hama burung, petani ramai-ramai menggunakan perangkap berupa jaring.

Ada pula yang memakai puluhan kitiran atau kipas yang menghasilkan bunyi-bunyian dengan memanfaatkan tenaga angin.

Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kota Cirebon, Selasa 28 Februari 2023Rp14 Miliar Lebih untuk PJU Cirebon, Bambang: Pembahasan Alot

Hal ini dilakukan karena belum ada cara yang lebih modern untuk menanggulangi serangan hama burung itu.

“Sudah ditutupi jaring, masih tembus juga. Burung bisa masuk. Ada yang pakai kitiran. Meski kurang efektif namun sedikit membantu,” kata dia.

Selain serangan hama, turunnya produksi panen juga akibat guyuran hujan deras sejak beberapa hari terakhir.

Petani kesulitan memanen padi, kualitas gabah juga turun sehingga harganya terancam anjlok.

“Kemarin harganya gabah masih di kisaran Rp5100-5200 per kilogramnya. Untuk harga sekarang belum kita cek lagi. Tapi kemungkinannya terancam turun,” tandasnya.

0 Komentar