KSP Moeldoko: Harus Lebih Galak dan Bertaji

ksp moeldoko
KSP Moeldoko: harus lebih galak dan bertaji. Foto: Dok KSP.
0 Komentar

JAKARTA, RADARCIREBON.ID- Kepala Staf Kepresidenan atau KSP Moeldoko menekankan soal pentingnya keberanian, bahkan galak dan bertaji.

Penekanan itu disampaikan KSP Moeldoko kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP).

KSP Moeldoko menekanan bahwa APIP harus lebih berani dalam melakukan pengawasan dan menegakkan aturan di jajaran birokrasi.

Baca Juga:GAK NYANGKA! Ini Jawaban Moeldoko soal PK KLB DemokratHarga Pertalite Hari Ini, Pertamina Umumkan Penurunan Harga BBM Mulai April 2023

Hal itu disampaikan Moeldoko pada agenda Rapat Koordinasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang berlangsung di gedung Krida Bhakti, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Sikap tegas yang disampaikan Moeldoko bukan hanya semata tentang kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini, tapi juga karena turunnya Indeks Persepsi Korupsi ke level yang sama seperti tahun 2014.

“Situasi sekarang ini tidak baik-baik saja. Ini alarm, jangan sampai kita meninggalkan legacy berupa penurunan indeks persepsi korupsi,” terang KSP Moeldoko di laman resmi KSP.

“Saya minta inspektur lebih galak dan bertaji. Melalui tangan Anda, tegakkan wibawa dan aturan,” sambung pria yang kini namanya kembali mencuat dengan adanya PK KLB Demokrat seperti disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harmurti Yudhoyono (AHY) itu.

Dijelaskan oleh KSP Moeldoko, para APIP di pusat dan daerah harus memilik sense of urgency dalam pencegahan korupsi.

Apalagi saat ini pemerintah saat ini tengah menjadi sorotan publik terkait mencuatnya kasus korupsi oknum Aparatur Sipil Negara dan Aparat Penegak Hukum.

Panglima TNI 2013-2015 ini berpesan agar inspektur harus mawas diri, tidak defensif, dan terbuka terhadap masukan perbaikan.

Baca Juga:Mobil Bupati Kuningan Kecelakaan, Polisi: 2 Korban Tewas Merupakan Pasutri, 1 Luka BeratMobil Bupati Kuningan Kecelakaan Maut, Ini Kronologinya

“Jika ada kejanggalan terkait perilaku ASN yang sumber kekayaan tak dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan, kita harus waspada. Bahkan, jika pimpinan kita melakukan manuver yang berisiko, kita harus ingatkan sebelum terjadi OTT atau penegakan hukum,” pesan Moeldoko.

“Saya dulu saat jadi komandan batalyon kalau melihat prajurit di rumahnya ada dua motor, saya kejar terus itu asal-usulnya,” imbuhnya.

0 Komentar