Membuka Stand Khusus saat Muludan di Keraton Kanoman

Membuka Stand Khusus saat Muludan di Keraton Kanoman
0 Komentar

Jejak warga Minangkabau terdeteksi hingga ke Cirebon. Ini, seputar kuliner khasnya: Nasi Padang. Sebuah iklan di koran tahun 1937 jadi saksi sejarah. Betapa masakan Padang sejak lama mengisi deretan kuliner legendaris Kota Udang.
 ADE GUSTIANA, Cirebon
 KLAN pada koran Harian Pemandangan terbitan Batavia ini menggunakan ejaan lama. Headline utama iklan ini ditulis bombastis: BERITA-PENTING!. Isinya, promosi soal restoran padang Gontjang-Lidah.
Berlokasi di Jalan Pasuketan, Nomor 23, Kota Cirebon. Coba ditelusuri, tak ada jejak yang tersisa. Selain deretan pertokoan yang memperlihatkan pemandangan Metropolitan Cirebon.
Bangunan Nomor 19 di Pasuketan, yaitu SMPN 15 Cirebon. Bersebelahan dengan kuliner Mie Murni, bangunan Nomor 21. Dan nomor-nomor bangunan seterusnya, yang ada pertokoan modern. Pun di sepanjang Jalan Pasuketan, tak ada nama restoran yang dimaksud.
Ya, ini menjadi bukti sejarah rumah makan Padang tidak lepas dari Kota Cirebon. Di tahun 1937, sebuah restoran terdokumentasikan lewat sebuah iklan surat kabar. Terdapat beberapa versi terkait sejarah rumah makan Padang.
Salah satunya versi dari Suryadi Sunuri, dosen dan peneliti dari Universitas Leiden, Belanda. Suryadi mengaitkan sejarah rumah makan Padang dengan sebuah iklan yang termuat dalam surat kabar di Cirebon pada tahun 1937 itu. Hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa rumah makan Padang sudah banyak berdiri di pelosok Nusantara. Khususnya Pulau Jawa.
Dalam iklan surat kabar itu, jelas tertera tulisan  Rumah Makan Goncang Lidah di Jalan Pasuketan Cirebon, Nomor 23. Tertulis dalam ejaan lama Padangsch Restaurant. Iklan itu, juga menuliskan bahwa selama keramaian Muludan di Keraton Kanoman, Rumah Makan Padang Goncang Lidah membuka stan khusus.
Tertulis sebagai pemilik adalah Ismael Naim. Yang juga pemasang iklan di surat kabar harian itu. Disebutkan bahwa pariwara itu, ditayangkan selama beberapa bulan. Pada masa itu, perantau dari Minang memakai istilah Padangsch Restaurant untuk menyebut masakan Minangkabau yang mereka jual. Hal ini juga menunjukkan kebiasaan masyarakat Minang untuk merantau ke Pulau Jawa sambil membawa resep masakan padang andalan mereka.
Kembali ke iklan yang menjadi bukti bahwa Rumah Makan Padang sudah muncul pada tahun 1930 dan salah satunya di Cirebon. Berikut isi narasi iklannya: “BERITA PENTING! Kalau toean2, njonja2 dan soedara2 djalan2 di Cheribon, djika hendak makan minoem jang enak, sedap rasanja, bikinan bersih mendjadi pokok kesehatan, silahkanlah datang ke: PADANGSCH-RESTAURANT “Gontjang-Lidah” [beralamat di] Pasoeketan 23 Cheribon.

0 Komentar