Ngeri Bos…Satu Kepala Dihargai 200 Juta

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana saat jumpa pers di Polda Metrojaya
0 Komentar

 
JAKARTA – Polisi berhasil mengungkap kasus penembakan terhadap bos pelayaran Sugianto (51) di kawasan Kelapa Gading. Ternyata pembunuhan tersebut diotaki oleh karyawatinya dengan imbalan Rp 200 juta.
Sebanyak 12 pelaku sindikat penembakan terhadap bos pelayaran Sugianto (51) di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara ditangkap. Dari 12 pelaku, salah satunya adalah wanita yang merupakan otak dari tragedi tersebut.
“Dua belas pelaku sindikat pembunuhan,” kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana. di Markas Polda Metro Jaya, Senin (24/8).
Dikatakannya kasus ini terungkap berkat kerja keras tim di lapangan. Para tersangka berhasil ditangkap pada Jumat (21/8) lalu.“Alhamdulillah berkat kerja keras dan juga profesionalisme, kesabaran, dan ketelitian analisa evaluasi yang dilakukan setiap hari. Berjalan kurun waktu sekitar 8 hari, kejadian 13 Agustus dan terungkap tanggal 21 Agustus 2020,” katanya.
Disebutkannya, para tersangka itu, yakni Nur Luthfiah (34), Ruhiman (42), Dikky Mahfud (50), Syahrul (58), Rosidi (52), Mohammad Rivai (25), Dedi Wahyudi (45), Ir Arbain Junaedi (56), Sodikin (20), Raden Sarmada (45), Suprayitno (57), dan Totok Hariyanto (64).
“Para pelaku ditangkap pada 21 Agusutus 2020 kemarin di tempat berbeda-beda, 8 orang ditangkap di Lampung, 1 orang di Cibubur, 2 orang di Surabaya, dan 1 orang ditangkap di Pondok Kelapa, Jakarta Timur,” tuturnya.
Nana menjelaskan para tersangka memiliki peran yang berbeda-beda.
“Ada yang jadi otak pembunuhan, perencana, dan mencari senjata api,” katanya.
Diungkapkan Nana, otak dari pembunuhan tersebyut adalah karyawati korban bernama Nur Luthfiah (34).
“Tersangka atas nama NL, karyawan swata di PT Dwiputra Tirta Jaya, yang mana perusahaan ini milik korban. Yang bersangkutan bekerja sejak 2012, sebagai admin keuangan,” ungkapnya.
Ada beberapa motif pembunuhan dalam kasus tersebut. Pertama, penembakan tersebut atas dasar sakit hati akibat pelaku sering dimarahi. Nur Luthfiah juga sering mendapat ancaman dan pelecehan seksual di tempat kerja.
“Ada beberapa pernyataan dari korban yang dianggap melecehkan selama ini. Sering diajak untuk bersetubuh,” ujar Nana.
Selanjutnya, Nur Luthfiah sebagai karyawan administrasi keuangan sering merasa ketakutan, akibat penggelapan uang pajak perusahaan.
“Pajak-pajak ini tidak semua disetor ke kantor pajak, ada indikasi menggelapkan uang tersebut. Ada beberapa kali teguran dari kantor pajak Jakarta Utara ke perusahaan tersebut,” ujarnya.

0 Komentar