Pembuatan satu topeng kayu memakan waktu paling singkat dua minggu. Karena kayu itu harus diukir. Kemudian dempul-jemur sampai bentuknya betul-betul sesuai yang diinginkan. Sebelum dicat sesuai warna atau motif dari karakter.
Sebelum terpikir bahan baku kertas topeng kayu mayoritas dibeli kolektor. Atau komunitas yang berhubungan dengan sejarah. Yang memang cukup uang untuk merogoh kocek kisaran ratusan ribu itu. Setelah harga turun sementara fungsi sama, peminat semakin merambah. Menjangkau seluruh kalangan. Termasuk anak-anak sekolah. Apalagi mereka ini, kata Heri, didukung pihak sekolah.
Mungkin dukungan tak secara langsung. Tapi melalui ekstrakulikuler yang mewajibkan tiap siswa berlatih kesenian topeng Cirebon. Uang Rp50 ribu itu bisa saja terkumpul dengan mengendapkan uang jajan. Karena pamakaian topeng yang digigit, Elang Heri juga menganjurkan topeng tak dipakai secara bergilir. Oleh orang yang berbeda.
Karena murah, topeng kertas kini tak hanya jadi alat pendukung kesenian. Tapi hiasan. Ditempel di dinding. Dilapisi plastik transparan agar terhindari dari partikel kecil debu. Tak semua topeng kertas yang dibuat berhasil. Beberapa ada yang gagal. Misal lapisan kertas itu terlalu tipis –sehingga ketika beres dijemur bentuknya menyusut- tidak sesuai rupa.
Elang Heri adalah lakon lawas di kesenian Cirebon. sampai sekarang dia masih aktif melatih siswa-mahasiswa yang ingin belajar seni tari, gamelan dan sejenisnya. Pasang surut hasrat masyarakat terhadap kesenian dirasakan betul. Saat ini, katanya, seni topeng wayang orang lumayan kembali terlihat geliat. “Sudah sekitar 5 tahun terakhir minat belajar seni kembali bergairah,” bebernya.
Sedikit dijelaskan seputar 5 tokoh wayang orang ikon Cirebon: Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung dan Kelana. Konon mereka itu karakter dalam topeng yang membawa dakwah islam. Dan sampai sekarang berkembang menjadi wayang uwong atau wayang orang. Tak hanya 5 karakter tersebut yang diperankan. Tapi banyak.
Alur ceritanya dari Ramayana-Mahabharata. Sampai terpikirlah membuat topeng itu lebih ekonomis. Karena tokoh yang terlalu banyak itu. Agar semua peran bisa dimainkan. Meski saat ini tergolong masa-masa sulit. Karena pandemi cukup bahkan sangat memberikan pengaruh terhadap daya beli masyarakat.