INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID –Harga garam krosok sudah di luar batas. Menjelang bulan Ramadhan ini, harganya makin gila-gilaan.
Harga garam krosok sudah mencapai Rp5500 per kilogram. Lebih mahal dari harga gabah kering panen sekalipun.
Bukannya semringah, meski harga garam meroket, sebagian besar petani garam rakyat di wilayah pesisir pantura Kabupaten Indramayu justru gigit jari.
Baca Juga:Konsisten Dukung Pemekaran Inbar, Ono Surono Didukung Jadi Jabar 1Bupati Cirebon Sabet UHC Award 2023, 96 Persen Warganya Tercover JKN
Mereka tak bisa menikmati lonjakan harga garam lantaran stok yang dimiliki sudah kosong.
“Kalau stok garam di petani kami sudah hampir gak ada,” ucap Darmin, pedagang garam krosok asal Kecamatan Kandanghaur , Rabu (15/3).
Garam krosok yang sekarang ini beredar, ungkapnya, mayoritas berasal dari luar daerah. Seperti Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan Kabupaten Madura Jawa Timur.
Darmin membenarkan, harga garam krosok saat ini sudah kelewatan mahalnya. Walau begitu, masih saja tetap diburu. Laris manis dibeli konsumen. “Tetap laku, saya jualan garam satu ton habis dalam sehari,” ujarnya.
Petani garam asal Kecamatan Losarang, Ali Mustadi juga mengiyakan. Kenaikan harga garam, dipicu oleh terhentinya produksi oleh para petani.
Sejak September 2022 lalu seiring datangnya musim penghujan. Dampaknya, sekarang stok garam mengalami kekosongan.
Harga garam pun meroket hingga di atas Rp5000 per kilogram. Mencapai rekor tertingginya.
Baca Juga:Tradisi Antar Makanan Sambut Ramadhan 2023, Dulu Pakai Rantang Sekarang StyrofoamJadwal Sholat di Kabupaten Indramayu, Rabu 15 Maret 2023
Memecahkan rekor harga garam sebelumnya atau pada tahun 2016-2017 yang mencapai Rp3500/kg.
Itupun petani lokal tidak bisa menikmatinya. Sebab, garam konsumsi yang masuk saat ini berasal dari luar daerah.
Ali Mustadi memprediksi, kekosongan stok garam masih akan terus terjadi sampai beberapa bulan kedepan. Sebab, petani akan kembali mengolah lahan garamnya ketika cuaca kembali normal.
“Harga garam tinggi karena para petani garam setop produksi karena cuaca yagn tidak menentu,” ujarnya.
Produksi garam krosok di wilayah pantura Bumi Wiralodra berhenti total. Terdampak cuaca buruk. Kini petani garam rakyat beralih profesi menjadi petambak ikan.