RADARCIREBON.ID- Sebentar lagi, sebanyak 1.500 rumah di wilayah selatan Kota Cirebon menerima aliran air bersih dari Perumda Air Minum Tirta Giri Nata. Pekerjaan fisik sudah dimulai.
Ya, Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon menargetkan 1.500 rumah di kawasan selatan segera tersambung ke jaringan air bersih.
Di kawasan Griya Jati, Kelurahan Kalijaga, sejak pekan kemarin pekerja sudah sibuk. Tanah di tepi jalan dibuka sepanjang belasan meter. Mereka bekera untuk menghadirkan air bersih yang merata di seluruh sudut kota.
Baca Juga:Seleksi KID Kota Cirebon Diduga Sarat Nepotisme karena Ada Adik Anggota Komisi I DPRDMutasi Tidak Lagi Mudah, Walikota Cirebon Lantik 41 Pejabat Baru
Proyek perluasan jaringan itu menjadi bagian dari program prioritas pemerintah kota di bawah kepemimpinan Walikota Effendi Edo dan Wakil Walikota Siti Farida Rosmawati. Tujuannya: pemerataan layanan dasar untuk semua warga, tanpa terkecuali.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sopyan Satari menegaskan proyek di wilayah selatan bukan sekadar pengembangan teknis. Tapi bagian dari visi besar membangun keadilan pelayanan publik. Pihaknya menyiapkan tahapan pengerjaan agar sambungan baru dapat beroperasi optimal.
Tahap awal mencakup pemasangan pipa pembawa dan jaringan retikulasi di Basyifa dan Griya Jati. Setelah itu, sambungan rumah (SR) baru akan dipasang. Proses ini membutuhkan waktu karena sebagian wilayah belum memiliki infrastruktur dasar air bersih.
Adapun tahapan dan prosesnya, kata Sopyan Satari, akan dilayani secara bertahap untuk pelanggan baru di wilayah selatan. Pasalnya, sebagian wilayah masih belum ada pipa pembawa, pipa pembagi, dan pipa layan/retikulasinya. “Ada sekitar 1.500 calon pelanggan baru di wilayah selatan. Tentu, ini akan bertahap pelayanannya. Kita akan terus bekerja maksimal untuk layanan air bersih,” ungkapnya.
Perumda Air Minum Tirta Giri Nata tak hanya membangun pipa baru. Di pusat kota, perusahaan daerah ini juga menata ulang jaringan lama yang mulai menua. Pipa-pipa yang bocor diperbaiki, sistem distribusi diperbarui, dan kebocoran air (NRW) ditekan. Langkah itu penting agar kapasitas distribusi tetap stabil meski pelanggan bertambah.
Sopyan Satari mengatakan pelayanan air bersih tak bisa berhenti hanya pada penyambungan pipa. Harus ada kepastian tekanan air, kualitas, dan kontinuitas aliran. Semua itu butuh perencanaan matang. “Air bukan sekadar kebutuhan, tapi hak dasar warga,” ujar pria yang akrab disapa Opang itu, Minggu (26/10/2025).
