RADARCIREBON.ID- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pelajar Kota Cirebon. Fakhri Daynies Abi Maulana, siswa SMAN 1 Cirebon, berhasil meraih Juara 1 (The Winner) Duta Muda Jawa Barat 2026 Utama.
Penghargaan tersebut diterima Fakhri pada Minggu, 14 Desember 2025, dalam malam grand final yang digelar di Gedung De Majestic, Kota Bandung, Jawa Barat. Ia keluar sebagai yang terbaik setelah melalui rangkaian seleksi ketat tingkat provinsi.
Ajang Duta Muda Jawa Barat diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Pesertanya tidak hanya pelajar SMA, tetapi juga mahasiswa dan generasi muda lintas jenjang. Sejak awal, kompetisi ini memang dirancang untuk menjaring figur muda dengan kepedulian sosial, budaya, dan kepemudaan.
Baca Juga:PLTU Cirebon Power Unit 2 resmi ditetapkan sebagai Obvitnas ke-26 di Jawa BaratPerjalanan Outbond Radar Cirebon di Semarang, Kekompakan Fondasi Utama
Proses seleksi dimulai sejak 1-31 Oktober 2025 melalui pendaftaran daring. Setelah itu, peserta mengikuti tes tulis pada 2 November sebagai tahap awal penyaringan. Seleksi berlanjut dengan tes wawancara pada 9 November, yang mengerucutkan peserta ke tahap berikutnya.
Peserta terpilih kemudian mengikuti karantina pada 12-13 Desember 2025 di Kota Bandung. Pada fase ini, para finalis digembleng dalam berbagai aspek. Mulai kepemimpinan, wawasan kebudayaan, isu lingkungan, hingga kepekaan sosial. Karantina menjadi penentu karakter sekaligus konsistensi peserta.
Puncaknya berlangsung pada 14 Desember 2025 melalui malam grand final. Para finalis tampil di hadapan dewan juri untuk menjawab pertanyaan strategis seputar peran pemuda, tantangan daerah, hingga isu kebudayaan dan lingkungan Jawa Barat. Dari seluruh finalis, Fakhri dinilai paling unggul.
Keunggulan Fakhri tidak hanya terletak pada penguasaan materi, tetapi juga pada sikap, cara pandang, serta keberaniannya mengangkat identitas lokal. Ia secara konsisten menampilkan budaya Cirebon sebagai bagian dari kekuatan generasi muda Jawa Barat.
Dalam sesi unjuk bakat, Fakhri memperkenalkan Tari Topeng Cirebon. Pilihan itu terbilang berani. Pasalnya, latar belakang Fakhri bukan penari tradisional, melainkan penari modern. Namun justru di situlah nilai lebihnya. Ia menunjukkan kemauan belajar dan komitmen memperkenalkan budaya daerahnya.
Keberhasilan ini disambut positif oleh pihak sekolah. Kepala SMAN 1 Cirebon, H Maman Dermawan, menilai prestasi tersebut sebagai bukti bahwa potensi siswa tidak hanya lahir dari program formal sekolah. Menurutnya, sekolah berkewajiban memberi ruang dan waktu bagi siswa yang berkembang melalui jalur non-akademik.
