Gerhana Matahari Cincin, Nelayan Tetap Melaut

Gerhana Matahari Cincin, Nelayan Tetap Melaut
TERUS DIKEMBANGKAN: Alat deteksi virus Corona yang dikembangkan Unpad dan ITB Bandung. --foto: Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar
0 Komentar

 
PATROL-Fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC), tak menyurutkan nelayan di wilayah pesisir pantura Kecamatan Patrol untuk tetap melaut, Minggu (21/6). Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi gelombang besar, tak diindahkan.
Bukan karena tidak takut atau nekat melanggar imbauan. Nelayan mengaku tidak mengetahui bakal ada peristiwa GMC. Terlebih, cuaca sepanjang hari kemarin cukup bagus.
“Sungguh, kami tidak tahu kalau ada gerhana matahari cincin. Jadi biasa saja. Cuaca bagus, nelayan tetap melaut,” kata Ketua TPI Sukahaji Kecamatan Patrol, H Thamrin Abing.
Dari pantauan dan laporan nelayan, gelombang laut dan ombak masih dalam batas normal. Tidak ada perubahan signifikan, bahkan ketika fenomena GMC berlangsung sekitar pukul 15.15.
Thamrin menyatakan, jikapun ada imbauan untuk turun jangkar, nelayan kecil di desanya tetap akan berangkat mencari nafkah ke laut. Selain terdesak urusan perut, harga hasil tangkapan ikan berupa rajungan lagi mengalami kenaikan. Semula Rp30 ribu/kg kini menjadi Rp35 ribu per kilogram.
“Memang harganya belum normal, tadinya kan Rp50 ribu sekilo. Tapi lumayanlah bagi nelayan kami. Bisa dapat harga bagusn ditengah pandemi Covid-19,” ujarnya.
Berbeda dengan masyarakat pesisir di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. Terjadinya GMC, membuat mereka bersiaga menyusul perkiraan potensi meningkatnya air pasang laut.
Penduduk disana waswas, GMC dapat menimbulkan rob susulan hingga kembali merendam pemukiman. “Empat hari lalu sudah ada rob, tapi kemarin gak ada. Mudah-mudahan tidak terjadi rob lagi atau kalaupun ada tidak besar,” harap Wahid, salah seorang warga. (kho)
 

0 Komentar