Kapal Nelayan Cirebon Terbalik di Karimunjawa, Keluarga Korban Sudah Tahlilan

RAUP-NELAYAN-CIREBON-SELAMAT-DARI-KAPAL-TERBALIK-DI-KARIMUNJAWA
Raup, kakak Iswandi yang sampai saat ini belum ditemukan setelah kejadian kapal terbalik di sekitar perairan Karimunjawa. Foto: Cecep/Radar Cirebon
0 Komentar

Raup masih trauma. Pria 50 tahun itu masih terngiang dengan kejadian itu; terbaliknya kapal di sekitar perairan Karimunjawa saat mereka mencari ikan. Kapal itu karam dihantam badai. Sang adik, Iswandi (48), hilang hingga saat ini. Keluarga pasrah. Ikhlas. Bahkan sudah menggelar tahlilan.

LAPORAN CECEP NACEPI, Cirebon

RAUP beralamat di Blok 2, Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Ditemui Radar Cirebon, kemarin, dia tak mau cerita lebih jaul soal kejadian itu.

“Saya sendiri masih trauma Mas. Kalau tanya terus soal kejadian waktu itu, saya masih keingat terus. Adik saya Iswandi masih belum ketemu sampai sekarang,” tuturnya.

Baca Juga:Hujan Intensitas Lebat, Rumah Warga di Kebon Kelapa Barat Tergenang BanjirBKPSDM Terus Kawal Seleksi Penerimaan CPNS

Kejadian itu sekitar 10
hari yang lalu. Ketika itu, kapal berukuran sedang, 27 GT, yang ditumpangi Raup
dengan 9 anak buahnya, termasuk Iswandi, berlayar dari Jakarta untuk tujuan mencari
ikan. Bagi Raup, mencari ikan dengan kapal 27 GT adalah hal biasa. Sudah
dilakukan sejak usia muda.

Meski demikian, pria kelahiran Tegal itu juga sadar, jarak yang dia putari untuk mencari ikan terbatas. Tidak semua perairan Indonesia dia jajaki.

“Tak pernah jauh. Perairan Jawa dan sekitar Karimun (Kepulauan Karimun, red),” katanya.

Dan, perjalanannya berlayar kali ini tidak selancar seperti sebelumnya. Sekitar 20 hari berlayar, kapal yang dikemudikan Raup mengalami musibah.

Seingat Raup, itu  di Laut Bangka. Sekitar pukul 04.00 subuh. Tiba-tiba datang badai dan angin yang cukup kencang, kemudian menerjang kapal.

“Saat itu badai dan angin kencang muter, mendung, dan ombak. Kapal pun miring langsung tergelimpang,” sambung Dirman (60), biasa disapa Bima, salah satu ipar Raup.

Bima juga bekerja mencari ikan dan menjadi pemimpin dalam suatu kapal seperti Raup. Untungnya, saat itu di Laut Bangka ada kapal nelayan lainnya yang mencari ikan dengan jarak 1 mil. Ketika melihat adanya salah satu kapal yang tenggelam, kapal lainnya berdatangan untuk memberikan pertolongan.

Baca Juga:6 Pasien Suspect Corona Baru Ditangani RSPI Sulianti SarosoPolisi Bakal Tindak Tegas Penimbun dan Naikan Harga Masker

“Saat itu, semua ABK
menyelamatkan diri sendiri agar tidak tenggelam. Tapi, adik Raup yang bernama
Iswandi tidak bisa renang. Jadi tenggelam dan tak ditemukan sampai sekarang,”

0 Komentar