Keuntungan Demografi Indonesia dari Industri Halal

Aeni Muharromah, Humas BRIN
Aeni Muharromah, Humas BRIN
0 Komentar

JAKARTA, RadarCirebon.id – Indonesia dikenal dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 209,1 juta jiwa (87,2 persen dari total penduduk Indonesia), permintaan akan produk dan jasa halal dipastikan besar.

Kondisi ini, ”keuntungan demografik” menjadikan Indonesia memiliki opportunity industri halal. Hanya bermain pada lokal market saja sebenarnya cukup bagi Indonesia memenangkan persaingan industri halal dunia.

Industri halal memiliki peluang sangat besar untuk terus berkembang. Lebih-lebih masa pandemi Covid-19 membuat penerapan gaya hidup halal sebagai rutinitas sehari-hari menemukan relevansinya.

Baca Juga:Survei Partai Politik, PSI Naik, PKB Kalahkan Golkar, Hasil Nasdem Berapa Ya?Jokowi Tidak Nyaman dengan Kehadiran Paspampres, Kenapa?

Menjaga imunitas tubuh misalnya membuka peluang produk-produk makanan, minuman, obat, dan vaksin halal.

Kebiasaan seorang muslim mandi dan mencuci tangan, berkumur-kumur dan mencuci hidungnya minimal lima kali sehari saat berwudu.

Minimal membutuhkan sabun mandi, hand sanitizer, pasta gigi atau produk perawatan gigi, sampo, lotion, krem, tabir surya, wewangian, dan barang-barang rumah tangga.

Kebiasaan baru ini kemudian memunculkan gaya hidup bersih,rapi,ramah lingkungan, peduli terhadap kesehatan pribadi yang relevan dengan prinsip gaya hidup halal.

Berlandaskan dengan modal demografi dan budaya mayoritas, apa yang harus digali dari potensi ini? Mungkinkah produk dan gaya hidup halal menjadi nation branding?

Merek negara (nation branding) adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan dan menetapkan ciri khas khusus di dalamnya. Apa gunanya? Yakni agar mudah dikenali oleh negara lain.

Apalagi jika suatu negara telah berdiri sendiri alias bukan lagi termasuk dalam satu kesatuan negara lainnya.

Baca Juga:Jelang Vietnam vs Indonesia, Park Hang Seo Bikin Geram Netizen Tanah Air, Soal Naturalisasi Dibawa-bawaPerusahaan Pecat Anak Sendiri, Ini Daftar Harga Tiket PO Haryanto

Pembangunan merek suatu negara ini biasanya dilakukan dengan memunculkan ciri khas khusus, baik seperti budaya yang paling menonjol hingga teknologi.

Tentu saja untuk bisa menyebar luaskan merek negara (selanjutnya disebut nation branding) ini tidak mudah. Karena harus melalui ajang kompetisi maupun kontes budaya yang dilakukan antar negara. Juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar, perlu keseriusan.

0 Komentar