Nelayan Minta Normalisasi Sungai Winong

Nelayan Minta Normalisasi Sungai Winong
RESES: Anggota DPRD Jawa Barat dapil Wajah Bambang Mujiarto ST saat melakukan serap aspirasi bersama nelayan di Desa Karangreja Kecamatan Suranenggala, kemarin. FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON- Tokoh nelayan di Desa Karangreja
Kecamatan Suranenggala, Tarji meminta pihak terkait melakukan upaya-upaya konkret
untuk penguatan dan peningkatan aktivitas nelayan di wilayah tersebut.

Saat ini,
kata Tarji, ada sejumlah hal yang sangat menghambat dan kurang perhatian dari
pemerintah, utamnya untuk kegiatan nelayan dan aktivitas tempat pelelangan ikan
di Desa Karangreja. Yang paling utama itu, lanjutnya, Muara Sungai Winong yang
mengalami pendangkalan ekstrem. “Nelayan kerap kesulitan masuk jika pulang
melaut. Kadang harus menunggu air laut rob terlebih dahulu baru bisa masuk
sungai,” ujarnya.

Selain itu,
katanya, muncul banyak sekali pedagang ikan di sekitar TPI yang posisinya
menghalangi aktivitas nelayan. Tarji meminta ada pasar baru yang lebih
akomodatif dan representatif sehingga tidak menggangu aktivitas nelayan.

Baca Juga:Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 5, Getaran Terasa hingga JakartaSemua Laga Liga Italia Ditunda hingga April 2020

“Ada pasar
ikan di sekitar TPI tapi kurang penataan. Posisinya mepet sungai jadi nelayan
kesulitan sandar. Kami harap ada penataan dan pasar ini tidak menggangu
aktivitas nelayan,” imbuhnya.

Sementara
itu, Anggota DPRD Jawa Barat Bambang Mujiarto ST yang melakukan reses ke
Karangreja, mendesak Pemprov Jawa Barat memperhatikan nelayan kecil di wilayah
pesisir pantai utara (pantura). 

“Pemprov
harus hadir dalam setiap persoalan masyarakat Jawa Barat. Saat ini,
saudara-saudara kita nelayan pantura kesulitan karena sedimentasi sungai yang
menyebabkan sungai menjadi dangkal, pemprov harus mendesak BBWS melakukan
normalisasi,” ungkapnya.

Selain itu, Bambang
juga meminta pemprov untuk melakukan pembekalan atau peningkatan SDM nelayan
agar para nelayan pantura bisa meningkatkan daya saing dan hasil tangkapan semakin
bertambah.

“Setelah
infrastruktur pendukung di bangun, nanti tinggal manusianya. Ini harus karena
peningkatan hasil tangkapan harus disertai upgrading
SDM dan alat-alatnya juga,” ungkapnya. (dri)

0 Komentar